Berpanas-panas Sambil Melihat Bagian Dalam Depo MRT Jakarta

 

Depo MRT Jakarta
Foto bersama dulu sebelum melihat Depo MRT Jakarta


 

Mengurai kemacetan lalu lintas dengan menyediakan layanan transportasi umum yang baik dan tepat waktu, adalah suatu keniscayaan. Untuk mewujudkan kenyamanan sekaligus keamanan, Moda Raya Transportasi (MRT) mendapat perawatan yang maksimal di Depo.

Dari beberapa moda transportasi yang ada di Jakarta, MRT terbilang paling minim bersinggungan dengan kendaraan umum. Jalur khusus yang berada di ketinggian membuatnya bisa melintas tanpa hambatan. Lantas apakah hal ini membuat MRT minim perawatan?

Keselamatan perjalanan para penumpang tentu saja menduduki prioritas utama.  Untuk mewujudkan hal itu perawatan menjadi kewajiban yang tidak bisa ditawar. Oleh karena itu secara berkala MRT menjalani pemeriksaan di depo MRT yang berada di selatan Jakarta.

Naik MRT ke Depo MRT Jakarta
Menuju Depo MRT Jakarta.


Depo seluas 10.5 hektar tersebut menjadi tempat parkir sekaligus bengkel untuk seluruh rangkaian MRT yang melayani jalur Lebak Bulus ke Bundaran Hotel Indonesia dan sebaliknya. Letaknya bersebelahan dengan stasiun MRT Lebak Bulus. Dari atas stasiun, penumpang bisa melihat jalur-jalur rel dan beberapa MRT yang tengah parkir.

Depo adalah tempat penyimpanan dan perawatan kereta, penggantian suku cadang, termasuk pembersihan kereta dan mesinnya. Area ini menjadi komponen penting dalam setiap sistem perkeretaapian untuk memastikan aspek keamanan dan kenyamanan selalu terjaga.

Gedung operasional hingga Infrastruktur Workshop

Di dalam area depo terdapat sekitar 30 bangunan. Beberapa bangunan utamanya adalah gedung administrasi depo, Inspection shed, dan Infrastructure workshop. Selain itu terdapat stabling area yang berfungsi sebagai area parkir kereta. Area parkir ini terdiri dari enam lajur dengan kapasitas enam belas set kereta. Masing-masing kereta terdiri dari enam car atau gerbong.

Dilihat dari luar, gedung administrasi depo tampak serupa dengan gedung lainnya. Padahal gedung ini merupakan jantung yang mengatur denyut nadi kehidupan seluruh operasional MRT. Dari balik dinding berwarna abu-abu, para teknisi mengatur dan memantau perjalanan serta persinyalan MRT.   

Akhirnya selesai keliling depo mrt jakarta
Bersama teman-teman dan staf Depo MRT Jakarta.


Berdekatan dengan area stabling tampak gedung sarana dan area workshop yang terbagi menjadi dua bagian, yaitu workshop 1 dan workshop 2. Gedung workshop ini merupakan tempat perawatan menyeluruh (overhaul) setelah kereta beroperasi selama empat tahun.

MRT yang akan menjalani perawatan terlebih dahulu memasuki gedung workshop 1. Di Workshop Track 1 jalur kereta masih dialiri listrik agar rangkaian kereta bisa masuk ke area bengkel. Fungsi lain aliran listrik di sini adalah untuk mengecek kereta, sebelum dan sesudah menjalani perawatan. Jika seluruh komponen telah berfungsi dengan baik barulah rangkaian MRT bisa dioperasikan.

Selanjutnya rangkaian MRT siap untuk diperiksa secara menyeluruh, termasuk kelistrikan, bogie, pendingin udara, hingga pantograph yang berada di atas car. Di area pit seluruh bagian car akan dipisahkan, intalasi pendingin udara akan dilepas demikian juga dengan pantograph. Setelah itu bagian bawah car akan dibawa ke area under floor. Di sini mekanik akan memeriksa seluruh instalasi listrik, bogie, sistem pengereman, dan roda car.

Kegiatan pemeriksaan secara menyeluruh itu dilakukan setiap 4 tahun sekali. Pengecekan dan pemeriksaan yang detail tersebut menghabiskan waktu hingga 30 hari.

Uniknya setiap car, sebelum dan sesudah perawatan, akan ditimbang. Berat car dalam keadaan kosong adalah 3 ton. Berat car akan bertambah dengan masuknya penumpang ke dalam car.

Pemeriksaan Berkala

Sebelum datang masa pemeriksaan empat tahunan, MRT tetap menjalani pemeriksaan rutin yang dilakukan secara berkala. Meliputi pemeriksaan harian yang dilakukan oleh masinis sebelum mengoperasikan MRT. Sebelum berangkat, masinis dan teknisi akan memeriksa secara visual seluruh rangkaian dan melakukan function check. Jika mendapati masalah, masinis akan segera melapor agar rangkaian bisa diganti sehingga jadwal pelayanana tidak terganggu.

Rangkaian kemudian akan diperiksa di bengkel setiap tiga bulan, per enam bulan, dan per duabelas bulan. Pemeriksaan tersebut dilakukan di inspection track 1. Umumnya yang diperiksa adalah brake shoes dan roda car. Ukuran roda akan diukur untuk mengetahui tingkat keausan akibat gesekan dengan badan rel. Apabila ditemui benjolan, roda akan dibubut sehingga bentuknya kembali bundar. Roda kereta akan diganti jika diameternya sudah berada di angka 760 mm.

Tunjuk Sebut

Ada hal menarik yang berlaku di depo MRT yaitu metode tunjuk sebut. Metode tunjuk sebut ini merupakan adaptasi dari Jepang dan merupakan inovasi penting dalam meningkatkan kewaspadaan dan memastikan ketepatan pengambilan keputusan.

Metode tunjuk sebut merupakan metode yang dilakukan oleh para pekerja di bidang perkeretaapian Jepang, terutama masinis, saat bekerja. Praktik ini memastikan keakuratan dalam pengambilan keputusan dengan menunjuk indikator penting sambil menyebutkan statusnya secara lantang dan bagian dari prosedur keselamatan kerja di Jepang.

Metode ini seperti menyatukan penglihatan dan otak sebelum melakukan tindakan tertentu, seperti ketika akan menyeberangi rel kereta yang ada di workshop. Setiap orang yang akan melintas akan menunjuk dan menyebut ke kanan, ke kiri, dan ke depan untuk memastikan keadaan benar-benar aman.

Sejak diresmikan pada tahun 2019, Depo MRT Lebak Bulus telah menjadi simbol kemajuan transportasi Jakarta yang lebih baik. Dengan desain arsitektur yang modern dan ramah lingkungan, depo ini juga menjadi ikon baru yang menarik perhatian warga.

Kehadiran MRT Jakarta, termasuk Depo MRT Lebak Bulus, tidak hanya mengubah wajah transportasi ibu kota, tetapi juga memberikan dampak positif bagi perekonomian dan kualitas hidup masyarakat.

 

Komentar