Kegelisahan Yang Diungkap Melalui Seni Olah Tubuh

Kelap-kelip Dari Balik Kamar Hotel Le Meridien Jakarta

Tiba juga di hotel le meridien jakarta
Tiba juga di Hotel Le Meridien Jakarta. (Dok. Pribadi)


Lampu-lampu gedung telah menyala. Membuat Kota Jakarta terlihat gemerlapan. Kilaunya semakin memukau ketika melihatnya dari balik jendela kamar Hotel Le Meridien Jakarta.

Baru saja mobil yang saya tumpangi keluar dari pick up poin penumpang armada travel, supir sudah memberitahu hotel yang dituju. Ternyata letak Hotel Le Meridien Jakarta tidak jauh dari seberang pick poin. Di bangunan bercat putih dengan arsitektur khas itu saya akan  mengikuti kegiatan literasi yang diselenggarakan oleh Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa, Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi.

Bertemu Teman di Le Meridien Jakarta

Selama lima hari saya dan teman-teman penulis dari berbagai daerah di Indonesia akan menginap di hotel bintang 5. Tentu saya senang. Tidak menyangka akan menginap di hotel ternama di Jakarta.

Perjalanan menuju ke hotel tidak berlangsung lama. Bisa dikatakan hanya memutar balik di jembatan Semangi. Lima belas menit kemudian saya sudah berdiri di tangga lobi hotel. Dengan sopan, petugas memeriksa tas yang saya bawa untuk menjalankan prosedur keamanan. Proses pemeriksaan tidak lama, setelah itu saya bisa masuk ke dalam lobi.

Pembukaan kegiatan di hotel le meridien jakarta
Pembukaan Gerakan Literasi Nasional (dok. Pribadi)


Di dalam, banyak teman-teman menunggu. Wajahnya terlihat lelah setelah menempuh perjalanan darat maupun udara. Saya juga lelah setelah terjebak macet di jalan tol. Tapi kok, melihat wajah-wajah yang saya kenal membuat rasa lelah menguap.

Beberapa wajah sudah saya kenal, tetapi banyak juga yang baru pertama kali saya lihat. Seruan gembira dan tawa terjadi begitu kami bertemu. Lagi seru-serunya, staf hotel menghampiri dan mengantar rombongan dadakan ini ke ruangan pertemuan.

Selasar di hotel le meridien jakarta
Selasar di Hotel Le Meridien Jakarta (dok. Pribadi)


Sambil menunggu registrasi, mending mengisi perut dulu. Tidak nyaman kalau sampai masuk angin karena kembung. Deretan meja berisi makanan tertata di meja paling tengah. Wadah-wadah stainless steelnya terbuka. Memanggil untuk mendekat dan mencicipi kelezatannya. Meja-meja lain di dekat tembok menjadi tempat menaruh kue, minuman, dan buah. Seketika ruangan di depan ruang serbaguna menjadi riuh.

Menjelang sore, acara pembukaan dilakukan oleh ketua Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa. Sebenarnya saya sudah mendambakan air hangat untuk membersihkan diri, tetapi masih harus menunggu panitia membagikan kamar untuk para peserta.

Ketika pembukaan selesai dan setiap peserta resmi memegang kunci kamar, saya dan teman-teman langsung menyeret koper untuk dibawa ke kamar. Semangat dan keinginan untuk rebahan membuat saya tidak memerhatikan tulisan di tempat penyimpanan kunci, ternyata letak kamar berada di sisi kiri bangunan tepatnya di bagian tower.

Pantas saja lift yang saya naiki tidak menunjukkan angka 16 karena menuju bagian main building. Akhirnya dengan bantuan staf hotel, saya bisa menemukan letak lift yang tepat untuk menuju kamar. Kasur, saya datang.

Kamar Luas dan Nyaman

Begitu kunci ditempelkan, pintu terbuka dengan mudah. Keadaan di dalam masih gelap. Saya mencari tempat untuk menaruh kartu agar lampu menyala. Ternyata untuk menyalakan lampu tinggal menekan tombol saja.



Klik. Seketika kamar menjadi terang benderang. Wah, kamarnya luas dan menyenangkan. Dari pintu masuk terdapat pintu menyerupai pintu lemari untuk menyimpan barang dan mengantung pakaian. Ada dua buah sandal hotel yang bisa dikenakan. Di sebelahnya ada juga pintu dengan bentuk yang sama dengan pintu lemari. Letaknya tepat di depan pintu kamar. Pintu ini rupanya  untuk menyembunyikan peralatan minum dan brankas.





Eksplorasi ruang istirahat yang luas ini selanjutnya adalah tempat rebahan. Sebuah tempat tidur single berukuran besar berada di dekat jendela. Tentu saja lengkap dengan nakas di kiri dan kanan. Godaan besar banget buat rebahan. Apalagi bantalnya empuk dan besar.

Queen size bed
Tempat tidur yang bersih dan nyaman (dok. Pribadi)


Nah, di depan tempat tidur ada sofa untuk menonton televisi berukuran besar. Dibawah televisi tersimpan sebuah kulkas berukuran kecil. Perhatian saya tertuju pada stiker kecil bergambar alat pengering rambut. Ketika laci berstiker itu terbuka, terlihat alat pengering rambut. Laci di bawahnya tersimpan gelas untuk menikmati minuman.




Perabotan lain yang ada di ruangan ini berupa sebuah meja besar lengkap dengan kursi. Sudah pasti meja ini digunakan untuk bekerja. Seketika saya teringat akan tugas yang akan diberikan oleh para mentor pelatihan. Nanti saja memikirkannya, sekarang menikmati saja pemandangan yang tampak di depan mata.

Bak Rendam dan Pancuran

Investigasi kamar belum selesai. Masih ada ruangan yang belum saya lihat. Apalagi kalau bukan kamar mandi. Pintunya yang mana, ya?

Ada dua buah kaca berukuran besar. Di balik salah satu kaca besar itu terletak ruangan untuk membersihkan diri. Ternyata kamar mandinya luas dengan fasilitas lengkap. Di atas wastafel dengan kaca besar tertata berbagai peralatan membersihkan diri. Ada juga handuk kecil untuk membersihkan wajah.





Untuk membersihkan badan bisa dilakukan di bawah pancuran atau berendam di bak. Airnya mau dingin atau panas tinggal disesuaikan dengan keinginan. Berendam air hangat pasti menyenangkan. Panggilan untuk bersih-bersih badan semakin menguat, tetapi masih ada yang menggoda.

Jakarta Dari Balik Jendela

Usai memotret seluruh ruangan, cepat-cepat saya keluar dan menuju jendela besar yang membatasi kamar dengan dunia luar. Kain tebal penutup jendela membingkai kiri dan kanan jendela. Jendelanya sendiri tertutup kain korden tipis agar sinar matahari tidak terasa menyilaukan.



Dengan semangat saya menyibak kain tipis dan pemandangan indah terlihat di depan mata.

Lampu-lampu dari gedung-gedung menyala terang. Sinarnya memperlihatkan bentuk gedung yang tidak sama. Lampu-lampu itu terlihat hingga horizon. Membuat malam terlihat indah sekali.



Cukup lama saya berdiam di depan jendela. Menikmati lampu-lampu gedung menerangi langit malam. Keindahannya pelan-pelan membantu saya melepaskan rasa lelah dan penat setelah menempuh perjalanan.

Tumpukan rasa lelah itu sirna setelah menikmati air hangat. Malam itu saya bisa merebahkan tubuh dengan nyaman. Pemandangan indah mengantar saya menuju alam mimpi. Selamat malam Jakarta, selamat tidur. 

Baca juga:

https://www.utarininghadiyati.com/2023/12/review-menginap-di-hotel-best-western.html

https://www.utarininghadiyati.com/2023/09/bulan-purnama-di-atas-air.html

https://www.utarininghadiyati.com/2023/01/travelling-cara-aku-main-air-di-danau.html

https://www.utarininghadiyati.com/2023/06/mudahnya-cek-in-online-pada-maskapai.html


Komentar

  1. Waah udah lama bangetttt dari terakhir kali stay di le meridien ☺👍. Masih inget pas suami kerja di ANZ yg mana tiap training pasti dilakuin di le meridien dan sekalian nginep.

    Kamarnya memang nyamaaan ya mba, dan deket lah kemana2. Apalagi lokasi memang super duper strategis sih. Jadi pengen staycation lagi di sana 😍🤭

    BalasHapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.