- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Walikota menari (dok. Pribadi) |
MEnjalani tugas sebagai penggiat budaya membuat saya selalu bersentuhan dengan beragam kegiatan seni budaya dan para pelaku budaya di Kota Banjarbaru.
Hampir setiap hari saya bertemu dengan anggota kelompok seni budaya. Tentu saja kelompok berbeda-beda. Ada saja yang diobrolkan, tentang rencana pembuatan kreasi baru atau sekadar membahas rencana pertunjukkan.
Pada bulan Agustus ini yang masih berkaitan dengan bulan suro, hampir setiap hari kelompok seni budaya, khususnya kuda lumping tampil. Mereka mengadakan pertunjukan di berbagai tempat. Ada juga kelompok reog ponorogo yang menggelar gerebeg suro.
Melihat aktivitas mereka yang semakin padat, tentu saya gembira karena geliat kesenian dan budaya di Kota Banjarbaru semakin dinamis. Berbeda jauh dengan kondisi saat pandemi kemarin.
Mungkin itu juga yang mereka syukuri, bahwa saat ini masih diberi kesehatan dan kesempatan menghibur masyarakat.
Agustusan
Beberapa kelompok seni budaya bahkan masih tampil di penghujung bulan suro. Kebetulan momennya pas dengan peringatan 17 Agustus.
Momen ini juga dimanfaatkan oleh kelompok kuda lumping New Budoyo Mudo yang tampil di sebuah tanah lapang dekat sebuah sekolah kejuruan.
Tepat jam 10.00 Wita gamelan ditabuh. Tak lama setelah Walikota Banjarbaru, Bapak Aditya datang.
Meski terbilang masih pagi, namun sinar matahari sudah terasa menyengat kulit. Musim kemarau memang membuat hari terlihat lebih cerah dan terang.
Beruntung ada tenda untuk melindungi penonton yang ingin melihat kekompakan para anak wayang.
Bersama sejumlah anak-anak dan tiga orang ibu, saya menyaksikan pagelaran kuda lumping dari bawah tenda. Anak-anak terlihat antusias. Mereka duduk di tanah sembari mengikuti gerakan para penari.
Saya sendiri berdiri di belakang anak-anak. Tak sadar kalau ada seorang ibu berdiri tepat di samping saya. Pandangan saya fokus ke hp dan mengisi sejumlah data terkait penampilan kuda lumping ini. Saya nonton sambil kerja.
Tiba-tiba, ibu di belakang saya berkata kalau di Palu, daerah asalnya ada pertunjukan serupa. Sebenarnya dia takut karena kuda lumping di tempatnya saat tak sadar akan berlari mengejar penonton. Itu sebabnya dia memilih berdiri di belakang saya.
Untunglah kuda lumping di sini berbeda. Para anak wayang memang ada yang tak sadar tetapi mereka tidak berlari mengejar. Anak wayang akan mendatangi pawang dan meminta sesuatu. Setelah itu mereka akan menari.
Anak wayang tak sadar diri
Tak lama berselang, suara gamelan terdengar lebih keras dan cepat. Nadanya sanggat ritmis. Anak wayang segera berkumpul membentuk lingkaran.
Beberapa saat kemudian, dua anak wayang seperti memisahkan diri. Seorang jatuh tersungkur di dekat tenda. Sementara lainnya jatuh di dekat meja sesaji. Keduanya tak sadar diri.
Dua orang pawang segera menghampiri. Masing-masing memanjatkan doa lalu menekan titik-titik tertentu di tangan, kaki, dan badan penari.
Tubuh mereka melemas. Sorang lalu terduduk. Satu lagi berdiri dengan tangan bersidekap. Wajah mereka kosong. Mereka tak sadar.
Dupa segera dinyalakan. Dua batang dupa diberikan ke seorang penari. Dia lalu mengangkat tangan dan menari. Tak lama penari kedua ikut menari. Gerakannya luwes sekali.
Ibu di belakang saya tak lagi mengintip. Dia melihat sambil tetap mengawasi dengan takut-takut.
Tak lama, seorang pria yang duduk di bangku undangan bangkit. Dia mengambil selendang dari tangan sinden lalu menari.
Sigap para pawang dan pengurus kelompok kuda lumping mengambil selendang dan diberikan pada para tamu.
Walikota menari
Walikota yang semula duduk, akhirnya ikut bergabung, beksa bersama. Dari raut wajahnya terlihat ada keraguan, tetapi tidak menyurutkan langkahnya untuk maju.
Mengaku tak pernah beksa, Walikota tetap mencoba. Menggerakkan tangan kanan da kiri. Melangkah maju mundur mengikuti penari-penari lain. Sama sekali tak ada kekhawatiran meski tak jauh darinya dua anak wayang ikut menari.
Momen langka yang sangat membanggakan. Keikutsertaan Walikota menari tentu sangat membanggakan. Secara tidak langsung Beliau ikut mendorong dan mendukung kegiatan seni budaya di Kota Banjarbaru.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.