pada tanggal
#sidomuncul #bulking #gym #makananbulking
Review
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Penampilan pemain teater Kota Banjarbaru |
Siang itu jalan
menuju Kota Pelaihari lengang. Mobil pun melaju dengan tenang, tak tergesa-gesa
seperti memberi kesempatan untuk menikmati pemandangan.
Sesekali
terdengar perbincangan dua orang teman yang duduk di depan. Terkadang suara
tawa terdengar di sela nyanyian penyanyi dangdut koplo. Saya sendiri asyik
memerhatikan jalan. Tidak cuma menikmati namun sekaligus membuka kenangan baru
akan perjalanan menuju Kabupaten Tanah Laut.
Sebenarnya
perjalanan ke kabupaten sebelah hanya perlu 1 jam saja. Kondisi jalan yang
mulus semakin mempercepat waktu tempuh. Namun tak perlu terburu-buru, nikmati
saja perjalanannya.
Sebuah tugu yang
berdiri di tengah jalan ternyata menjadi tanda bagi pengguna jalan kalau sudah
memasuki kota Pelaihari. Mobil yang saya tumpangi berbelok ke kiri dan
mengurangi kecepatan. Mencari hotel untuk menginap yang sudah dipesan.
Tidak pakai lama,
50 meter dari tugu, hotel Sinar Baru tampak di depan mata. Ah, rasanya senang,
meski nanti tidak bisa langsung rebahan.
Tanpa kesulitan,
mobil langsung parkir tepat di depan pintu. Proses mengurus kamar segera
dilakukan agar bisa menghadiri acara pembukaan Aruh Sastra XIX Kalimantan
Selatan.
Aruh Sastra
Kalimantan Selatan
Sekitar 30 menit
kemudian, usai menyimpan tas, saya dan dua bapak-bapak langsung menuju aula Tuntung
Pandang. Ternyata letaknya tak terlalu jauh, hanya 5 menit dari hotel.
Acara pembukaan
ternyata sudah usai, keterlambatan yang menguntungkan menurut saya ya, kini
giliran para sastrawan tampil membaca puisi secara bergantian.
Ada yang
membacakan puisi tanpa iringan musik. Fokus sepenuhnya pada puisi. Di lain
kesempatan, seorang sastrawan membacakan puisinya dengan gaya unik berkat
iringan musik yang ciamik. Ada juga yang membacakan puisi secara berkelompok,
bergantian namun menyatu.
Asyik juga
melihat dan menikmati penampilan para sastrawan ini, sampai nggak terasa kalau
sore semakin matang. Lelah mulai menyapa. Acara sore ini usai, semua bisa
beristirahat.
Ah iya,
sebenarnya apa sih Aruh Sastra itu?
Aruh sastra
rupanya ajang bertemu para sastrawan di Kalimantan Selatan. Kegiatan tahunan
ini dilaksanakan di kabupaten atau kota berbeda di Kalimantan Selatan. Kandangan
di Kabupaten Hulu Sungai Selatan adalah tempat pertama kali kegiatan ini
digulirkan. Tahun ini merupakan tahun ke XIX pelaksanaan Aruh Sastra.
Makan apa ya?
Kembali ke hotel,
rebahan sebentar karena perut mulai menuntut jatahnya. Tidak mungkin pergi ke
resto atau cafe di hotel ini sebab tak ada makanan yang tersaji. Iya, pihak
penginapan hanya menyiapkan sarapan.
Tak apa, saya toh
masih bisa melihat-lihat keluar. Kelihatannya jalan di depan hotel merupakan
jalan utama sehingga banyak warung dan toko.
Baiklah, mandi
sebentar dan saatnya melemaskan kaki. Dari dalam ruang resepsionis terlihat
lalu lalang kendaraan dan sebuah mini market.
Setidaknya kalau
tidak dapat makanan, saya masih bisa beli camilan di sana. Mungkin ditambah
sebotol susu dan sekantung keripik.
Baiklah mari
menjelajah. Sebagai pembuka, saya memilih berjalan ke arah kanan. Ada beberapa
warung atau rumah makan yang diselingi oleh toko penjual pulsa, warung kecil, dan
toko pakaian.
Sayangnya saya
tidak tertarik hingga bersiap-siap menjalankan rencana B, beli roti, camilan
dan susu.
Tapi kok, kaki
malah melangkah kembali ke hotel. Iseng menanyakan, ada tidak pedagang bakso.
Eh, ada dan katanya tenar. Letaknya tidak jauh dari hotel, tapi ke arah kiri
menuju tugu di pertigaan jalan.
Akhirnya malam
itu semangkuk bakso menemani saya. Enak, biarpun saya merasa jadi artis karena
diperhatikan banyak pembeli. Mungkin mereka takjub mendapati seorang perempuan
makan sendiri.
Taman Pasar Lawas
Selamat pagi.
Segarnya setelah
tidur malam. Saatnya mulai aktivitas bersama para pemain teater.
Sebelumnya
sarapan dulu biar tidak kelaparan. Kelar sarapan langsung ke Taman Pasar Lawas.
Hari ini para penampil akan uji lapangan. Nggak lama cuma dikasih waktu 10
menit.
Akhirnya latihan
blocking tempat saja. Habis itu latihan berbicara alias teriak-teriak supaya
suaranya bisa mencapai kondensor yang ada di langit-langit. Cuaca panas ya
hajar aja. Latihan jalan terus.
Rumah penduduk
jadi homestay
Puas
teriak-teriak, seluruh pemain kembali ke rumah singgah atau kerennya homestay
dan tidur. Saya, pelatih, dan sutradara masih asyik ngobrol seru dengan sutradara
dari Kota Banjarmasin. Banyak hal yang dibincangkan, tentu tak jauh dari kesenian
dan pementasan.
Menjelang sore,
seluruh pemain mulai bersiap. Ruang tamu dan ruang tengah homestay terasa
penuh. Di depan berubah jadi ruang rias, di tengah untuk berganti kostum dan
persiapan perlengkapan. Teras rumah dikuasai pemain gamelan yang akan
mengiringi pertunjukkan.
Mengenai pemakaian
rumah penduduk sebagai penginapan memang dilakukan panitia untuk mendekatkan
peserta dengan masyarakat. Nggak heran kalau ada saja anak-anak mengintip
kegiatan kami.
Soal makanan,
sepenuhnya di sediakan panitia yang rutin mengirimkan ransum sesuai jam makan.
Malam pertunjukan
Semua sudah siap,
waktunya berangkat ke lokasi pentas. Sesampainya di sana, sebagian besar
peserta sudah tiba dan menunggu saatnya tampil. Para pemain segera mencari
tempat, saya juga tapi tempatnya di depan biar bisa mengabadikan pertunjukan
sekalian bikin laporan.
Satu persatu
peserta tampil. Ada 8 peserta dan kota dan kabupaten di provinsi Kalimantan
Selatan. Wow, cara mereka mempresentasikan cerita sungguh beragam. Sanggat
menyenangkan. Properti yang dibawa juga tidak main-main. Semua melakukannya
penuh totalitas.
Nggak terasa
malam semakin jauh. Udara kering khas daerah pesisir mulai terasa dingin dan
kering. Waktunya kembali beristirahat.
Pagi, tak banyak
yang dilakukan, selain menikmati sarapan lalu menunggu pengumuman. Bersyukur
penampilan semalam mendapat apresiasi. Maka pulanglah kami dengan sebuah piala
sebagai penampil terbaik. Buah kerja keras dari semua yang terlibat.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.