- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Memberi contoh
langsung akan mudah dipahami oleh orang dari pada memintanya melalui kata-kata.
Langkah tersebut efektif untuk mendorong lahirnya perubahan, dari tak peduli
menjadi menyadari bahwa lingkungan yang hijau dan bersih memberi manfaat untuk
kehidupan.
Lingkungan yang
bersih dan apik akan membuat senang dan dapat memberi efek menenangkan Namun untuk mewujudkannya perlu kerja keras
dan semangat bersama. Inilah yang dilakukan Ibu Mufti bersama warga Kampung
Berseri Astra (KBA) di Kelurahan Syamsudin Noor, Kota Banjarbaru, Kalimantan
Selatan selama bertahun-tahun.
Berawal dari sebuah pot
Penasaran akan
sepak terjang perempuan penggerak lingkungan ini, mendorong saya untuk mencari
tahu keberadaan Ibu Mufti. Proses pencari seperti tengah bermain pesan
berantai. Berawal dari Pak Agus, warga Rt.40, lalu bertukar pesan dengan salah
seorang perwakilan Astra yang memberikan nomor telepon milik Ibu Mufti,
penggerak KBA Syamsudin Noor.
Tanpa membuang
waktu, saya segera membuat janji temu. Tempatnya di kediaman Ibu Mufti.
Berbekal alamat yang diberikan, saya menuju Komplek Wenga 1 Kelurahan Syamsudin
Noor, Kecamatan Landasan Ulin, Kota Banjarbaru. Letak komplek ini tidak jauh
dari jalan utama, Jalan Ahmad Yani. Pada bagian depan jalan menuju komplek,
masih berdiri gapura KBA.
Segera saya
berbelok ke kanan, melewati jalan aspal mulus dan berhenti di depan gapura
Komplek Wengga 1. Suasananya sunyi namun terlihat asri. Air mancur yang ada di
kanan dan kiri gerbang tak difungsikan.
Walau baru
pertama kali ke sini, pencarian blok rumah penghuni komplek ternyata mudah. Di
setiap muka gang terpasang plang kecil bertuliskan blok A, B, C, dan D.
Rumah yang akan
saya datangi berada di Blok C. Sebuah rumah yang penuh dengan berbagai tanaman
hias. Perhatian saya langsung tertuju pada dua pohon anggrek yang sedang
berbunga. Berwarna ungu dengan kelopak besar. Cantik sekali.
Merawat anggrek tentu tidak mudah. Apalagi bunga berbunga hingga sepuluh kuntum. Pastilah pemilik ya penyuka tanaman dan senang menjaga kebersihan. Begitu terka saya dalam hati.
Menjaga dan
merawat kebersihan lingkungan memang belum menjadi kebiasaan. Sangat mudah
menemukan sampah berceceran di mana-mana.
Kondisi yang
tidak menyenangkan. Untuk mengubahnya Ibu Mufti memilih memulainya dari rumah
dengan membersihkan lingkungan di sekitar rumah. “Setiap hari saya menyapu
halaman hingga jalan di depan rumah.”
Menyapu dan Menanam Bersama
Tak hanya menjaga
kebersihan, ia mulai menanam berbagai tanaman. Sebagian besar tanaman berada
dalam pot. Pot-pot plastik berukuran sedang pun berjajar rapih di tepi jalan. Rumahnya
terlihat semakin asri dan indah.
Tidak sedikit
warga yang tertarik melihat keasrian rumah Ibu Mufti. Dengan sigap ia mengajak
warga melakukan hal serupa di rumah masing-masing. “Saya juga menemui ketua RT
dan berdiskusi untuk membuat lingkungan menjadi bersih dan nyaman,” ujarnya.
Ibu Mufti, penggerak KBA Syamsudin Noor |
Pertemuan ini memang tidak serta merta membuat seluruh warga mau membersihkan dan menghijaukan tempat tinggalnya. Namun beberapa warga yang mau melibatkan diri akhirnya menjadi motor penggerak untuk lingkungan di komplek ini. “Kami terus bekerja sambil melakukan edukasi mengenai pentingnya menjaga kebersihan,” aku Ibu Mufti.
Gerakan kecil
terus bergulir. Penanaman pohon secara bertahap dan berkelanjutan dari blok A
hingga D berhasil mengubah wajah komplek menjadi asri. Jumlah warga yang
terlibat bertambah. Kesadaran akan pentingnya menjaga kebersihan meningkat.
Namun demikian
ada yang terasa menganjal di hati Ibu Mufti. Ruas jalan utama komplek kerap
terlihat kotor karena tidak ada rumah menghadap ke sana. Dengan membawa sapu
lidi, ia memutuskan untuk menyapu dan membersihkannya setiap hari. Warga yang
melihat memintanya untuk membuat jadwal menyapu ruas jalan utama. Sejak itu
secara bergiliran warga membersihkan ruas jalan komplek Wengga 1.
Juara Go Green and Clean
Gerakan
bersih-bersih berlanjut dengan pembuatan bank sampah. Berbagai sampah dipilah
sesuai jenisnya. Sampah plastik dan bernilai ekonomi dapat dijual langsung ke
pengepul sampah. Sementara sampah daun bisa dijadikan kompos. Hasil penjualan
sampah digunakan untuk kepentingan bersama.
Asrinya KBA Syamsudin Noor |
Kerja sama warga
dalam meningkatkan kualitas lingkungan berbuah manis. Tahun 2015 Komplek Wengga
1 berhasil meraih penghargaan Juara 1 lomba Go Green and Clean se Kota
Banjarbaru. Setahun kemudian berhasil meraih juara 1 Lomba Titik Pantau
Adhipura se Kota Banjarbaru. Tahun 2017 menyabet juara 1 Best and The Best Go
Green and Clean Kota Banjarbaru serta juara 1 Lomba Lingkungan Bersih dan Sehat
(LBS) tingkat Provinsi Kalimantan Selatan. Setahun kemudian, 2018 menjadi juara
2 Lomba Lingkungan Bersih Sehat (LBS) tingkat Nasional.
Kembali ke tahun
2017, rupanya menjadi tahun keberuntungan untuk warga komplek Wengga 1. Selain
berhasil menjadi juara, Grup Astra menetapkan kawasan tersebut sebagai Kampung
Berseri Astra di Kota Banjarbaru. Memang sebelum penetapan, Ibu Mufti dan
kelompok penggerak mengetahui adanya peninjauan dan penilaian dari Astra. Ternyata
peninjauan awal tersebut merupakan salah satu tahapan dari pembentukan KBA. Prosesnya
sendiri sudah di awali dengan koordinasi di dalam intern perusahaan Grup Astra.
Kemudian ditindaklanjuti dengan melakukan koordinasi dengan pemerintah daerah
agar program yang akan dilaksanakan dapat bersinergi dengan program yang telah
ditetapkan pemerintah.
Baru setelah itu
tim akan melakukan social mapping dengan tujuan mengetahui kesiapan dan potensi
calon KBA. Selanjutnya Astra bersama warga akan menyusun program sesuai dengan
pilar yang ditetapkan oleh Astra. Setelah itu kedua pihak akan melakukan
komitmen bersama dan kick-off program KBA.
Tahapan pembentukan KBA |
Melihat alur penetapan suatu daerah menjadi KBA yang dilakukan dengan sepenuh hati tidak terlepas dari keinginan Astra untuk membuat program yang mampu memberikan kontribusi sosial berkelanjutan kepada masyarakat dengan tepat sasaran. Implementasinya diwujudkan dalam bentuk pengembangan 4 pilar program yaitu lingkungan, pendidikan, kesehatan, dan kewirausahaan. Visi program ini adalah untuk mewujudkan wilayah yang bersih, sehat, cerdas, dan produktif. Walaupun berada di bawah naungan Astra, pengurus KBA merupakan warga setempat yang akan bertanggung jawab untuk memastikan jalannya program 4 pilar tersebut.
Kampung Berseri Astra Syamsudin Noor
Sejak komplek
Wengga 1 ditetapkan sebagai Kampung Berseri Astra, tidak serta merta membuat
perempuan kelahiran Lampung ini berpuas diri. Sederet rencana dan program kerja
dibuat bersama pengurus RT, warga, dan Astra. Kebersihan dan keindahan tentu
menjadi prioritas utama yang menjadi lokomotif penarik gerbong kesehatan,
pendidikan, dan kewirausahaan.
Pengurus KBA dan
warga kemudian mengembangkan pilar kesehatan dengan mengadakan sosialisasi
serta penyuluhan di Posyandu. Setiap bulan diadakan penimbangan balita, ibu
hamil, dan lansia.
Dibidang pilar
pendidikan, warga membuat taman
pendidikan alquran dan pemberian beasiswa untuk murid berprestasi baik
ditingkat SD, SMP, SMA, dan perguruan tinggi.
Pilar KBA |
Bergeraknya ketiga pilar mendorong warga mengembangkan pilar kewirausahaan. Beberapa orang ibu yang gemar memasak membuat berbagai produk makanan ringan seperti, kacang jaruk, keripik pisang, stik ubi unggu, cendol keju dan putri sembunyi. Aneka camilan ini dijual dengan cara dititipkan ke toko oleh- oleh dan melalui media sosial.
Menyadari bahwa
lingkungan merupakan tiang utama KBA Syamsudin Noor, ditambah lagi dengan
dukungan dari Dinas Lingkungan Hidup Kota Banjarbaru dan Dinas Pertanian, Ibu
Mufti mendorong warga khususnya perempuan untuk membuat Kelompok Wanita Tani
(KWT). Di atas lahan milik Bandara Syamsudin Noor, mereka menanam dan
mengembangkan usaha penjualan tanaman hias dan sayuran. Uang diperoleh digunakan
kembali untuk kegiatan KWT.
Melebarkan sayap
Sayangnya ketika
pandemi kegiatan KBA mengalami penurunan. Penjualan makanan kering menurun. Namun
demikian kegiatan pendampingan tetap berjalan melalui zoom.
Menyadari bahwa
kesehatan menjadi hal yang harus di prioritaskan, serta melihat kebutuhan warga
akan buah-buahan segar cukup tinggi, sementara lahan dan kemampuan anggota KWT
terbatas, Ibu Mufti berusaha menjadi alternatif pengembangan usaha. Waktu itu kabar
tentang perkebunan melon menarik perhatiannya.
Letak perkebunan
ini tidak terlalu jauh dan masih berada di Kelurahan Syamsudin Noor. Ia lantas
mengusulkan kepada Astra untuk mengembangkan KBA di sana.
Melon siap panen di RT. 40 |
Kini Ibu Mufti
kembali melakukan koordinasi dan pendampingan di wilayah RT. 40 Kelurahan
Syamsudin Noor. “Saya kembali memulai dari nol, namun saya senang karena
keberadaan KBA di Komplek Wengga 1 dapat menginspirasi dan mendorong wilayah
lain untuk meniru dan melakukan apa yang telah kami kerjakan. Dengan demikian
akan semakin banyak daerah yang menjadi hijau, tertata, dan berkembang dengan baik,”
ujarnya senang.
Semoga usaha dan
kerja keras Ibu Mufti akan memperlihatkan hasil yang baik, seperti KBA Syamsudin
Noor.
Referensi
https://ahmadbulkini.blogspot.com/2018/12/kba-syamsudin-noor-kompleks-rasa-desa.html?m=1
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.