- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Menyusuri jalan-jalan di Kotabaru Kalimantan Selatan, seperti berada di kawasan Puncak, Jawa Barat. Sama-sama meliuk dan menukik. Sebuah pengalaman yang menyenangkan.
Sekian bulan berada di rumah, memang membuat jenuh. Meski saya sudah berani bepergian ke tempat-tempat tertentu, seperti toko dan warung untuk membeli keperluan rumah tangga.
Rasanya sudah pasti saya rindu melakukan perjalanan. Tak usahlah pergi jauh, dekat tak apa untuk menyegarkan suasana.
Pagi yang mendung menuju Kotabaru |
Keinginan itu terkabul. Tanpa rencana, tiba-tiba miswa
mengajak ke Kotabaru. Sebenarnya kunjungan ke sana dalam rangka pekerjaan, jadi
tidak perlu berharap banyak buat pelesiran. Sudah diajak keluar kota saja sudah
gembira. Siapa tahu nanti bisa jalan-jalan melihat pesona kawah sileri di negeri kayangan Dieng, si cantik nan misterius.
Dengan persiapan ala kadarnya, kami memulai perjalanan menuju salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Selatan. Tidak ada bekal makanan yang dibawa, hanya roti dan air minum serta bantal agar bisa beristirahat. Selebihnya akan dibeli di perjalanan.
Diiringi kegelapan pagi dan udara dingin, kendaraan mulai
menapaki aspal hitam. Jalanan sepi, hampir tidak ada kendaraan yang melintas
apalagi berpapasan. Wow, rasanya gimana gitu. Beda sekali dengan perjalanan
sebelumnya. Waktu itu meski masih gelap, suasana jalan relatif ramai. Tetapi, jujur saya tidak ingin mendapati badai meski telah ada 6 langkah cara menghadapi badai di selat Kotabaru.
Biar tidak sepi sendiri, musik sengaja diputar. Jangan tanya genre lagunya, yang penting ada suara. Cara ini manjur membuat suasana sedikit santai.
Sesekali saya ikut menyanyi, lumayan membunuh kantuk yang menyerang. Maklum jam tidur berkurang dan perjalanan membutuhkan waktu sekitar 6 jam dari Kota Banjarbaru.
Ujung Pegunungan Meratus
Baiklah agar tidak terlalu fokus mengamati kegelapan, saya mulai mencari informasi terkait Kabupaten Kotabaru. Rupanya Kabupaten dengan slogan Saijaan ini berada di ujung Provinsi Kalimantan Selatan. Letaknya berbatasan langsung dengan selat Makassar.
Pegunungan Meratus tersaput awan |
Uniknya, selain berada di pulau dan tepi laut, kondisi
geografi Kabupaten Kotabaru cukup berbukit-bukit. Jajaran pegunungan akan
terlihat dari kejauhan ketika mulai memasuki kabupaten Tanah Bumbu. Inilah pegununangan
Meratus yang letaknya memanjang dari Kabupaten Banjar hingga Kabupaten
Kotabaru. Keberadaan hutan Meratus terus dipertahankan karena hutan sebagai pundi-pundi rupiah yang harus dijaga.
Pagi itu pegunungan Meratus terlihat cantik dan eksotis. Awan mendung dan kabut tampak menyelimuti punggung gunung. Torehan awan putih membuat warna pegunungan terlihat lebih pekat dari biasanya. Sinar mentari pun seperti enggan menyapa.
Menyeberang ke Pulau Laut
Ditemani gerimis, kami menuju pelabuhan penyeberangan Tarjun - Stagen yang berada di kota Batulicin. Jalan menuju ke sana cukup lancar dan mulus. Kontur jalan mulai berubah saat memasuki jalan disamping konveyer milik Indosemen.
Wow, aspal terkelupas di sana-sini. Beberapa lubang mulai terlihat menganga. Memang belum terlalu besar namun cukup berbahaya. Apalagi jalanan ini dilintasi truk besar untuk mengangkut kelapa sawit dan hasil industri lainnya.
Tentu saja kendaraan tidak bisa dipacu kencang, meski harus mengejar kapal feri menuju Kotabaru. Nikmati saja guncangannya, anggap saja sedang mengikuti wisata off road.
Beruntung, kami tiba tepat waktu. Setelah membayar Rp 155.000 (sudah termasuk penumpang), kendaraan langsung masuk ke kapal feri dan berangkat menuju pulau seberang.
Saatnya beristirahat sembari menikmati perjalanan dan ayunan
gelombang. Penyeberangan ini lebih lama dibanding saat menyeberang dari Kabupaten Barito Kuala ke Kabupaten Tapin waktu menyusuri ribuan kilometer demi melihat keindahan kain sasirangan.
Wisata di Kotabaru
Sejatinya jalan-jalan di Kotabaru Kalimantan Selatan akan sangat berkesan jika mengunjungi kawasan wisata.
Mengutip dari situs borneos.id ada 10 tempat wisata baru di Kotabaru. Kawasan wisata itu adalah goa Temuluang di Desa Bangkalan Dayak, Pulau Birah-birahan, Pulau Samber Gelap,Pulau Denawan, Pulau Pamalikan, Pulau Tanjung Ketapang, Pantai Gedambaan, Pantai Teluk Gosong, Taman Hutan Meranti, dan Air Terjun Tumpang Dua.
Kapal feri dari pelabuhan Tarjun ke Stagen |
Sayang, saya tidak bisa mengunjungi satu pun tempat wisata. Padahal sudah penasaran sekali dengan Hutan Meranti, namun hujan dan waktu yang terbatas memaksa saya untuk menyimpan keinginan tersebut. Sebagai gantinya, saya memilih berisitirahat sembari menunggu rapat berlangsung.
Dari Pelabuhan ke Pelabuhan
Supaya perjalanan ke Kotabaru tidak sia-sia, sekaligus menghibur diri, jadilah kami memilih pulang melalui pelabuhan Tanjung Serdang.
Letaknya cukup jauh, seperti berada di sisi lain Pulau Laut. Beruntung hujan reda. Saya bisa mengamati jalan dengan lebih baik lagi.
Jalan di Kotabaru |
Tidak banyak yang bisa dilihat sepanjang jalan selain rumah
dan deretan pepohonan. Sesekali tampak sungai kecil membelah jalan. Ukuran sungai ini tentu berbeda jauh dengan Sungai Barito yang saya lihat ketika melihat jembatan Barito, ikon kota Banjarmasin.
Ada juga rawa atau embung yang tidak terlalu luas. Selebihnya pepohonan khas hutan tropis membingkai kiri dan kanan jalan.
Karena kawasan Kotabaru berada di ujung Pegunungan Meratus, kontur jalannya benar-benar berbeda dengan kontur jalan di kabupetan lain yang ada di Provinsi Kalimantan Selatan.
Meski jalannya tidak terlalu lebar, namun benar-benar naik turun seperti roller coaster. Sesekali jalannya menanjak dan langsung menurun. Dari atas jalan, saya bisa melihat badan jalan yang akan dilalui. Wow, mengasyikkan.
Saking asyiknya melihat jalan, saya sampai lupa mengabadikannya. Rasanya senang sekali menikmati sensasi jalan menanjak dan menurun seperti tadi. Benar-benar membuat pikiran segar.
Dari pelabuhan Tanjung Serdang ke Batulicin. |
Sayangnya jalan-jalan di Kotabaru Kalimantan Selatan,
tepatnya di Pulau Laut harus berakhir saat kendaraan memasuki kawasan pelabuhan
penyeberangan Tanjung Serdang. Senja masih jauh, andaikan sudah dekat tentu tak kalah indah dengan senja di Danau Seran Banjarbaru.
Dengan tiket seharga Rp166.000 dan dua tiket penumpang seharga Rp8.000 per orang, perjalanan di Pulau Laut pun usai. Kini saatnya kembali beristirahat di atas kapal feri menuju kota Batulicin. Sebelum akhirnya menempuh perjalanan kembali ke Kota Banjarbaru.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.