pada tanggal
perjalanan. travelling
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Pentingnya wanita berpolitik untuk dirinya bisa jadi mengundang tanda tanya. Mengapa harus berpolitik? Apakah memang perlu? Bagaimana melakukannya? Seluruh pertanyaan itu harus dijawab agar wanita bisa mendapat haknya dengan benar.
Di awal tulisan ini saya ingin menjelaskan bahwa artikel berikut sama sekali tidak ada kaitannya dengan dunia pilih memilih yang sebentar lagi datang. Jadi tak usah berharap akan ada nama seseorang apalagi bendera tertentu dalam rangkaian kata ini.
Baiklah, rasanya catatan di atas sudah cukup jelas. Namun pasti ada tanda tanya mengapa saya tiba-tiba menuliskan pentingnya wanita berpolitik untuk dirinya. Semua berawal dari sejumlah spanduk yang saya lihat saat berolahraga pagi.
Yup, deretan spanduk yang saya lihat sangat beragam. Mulai dari spanduk toko, penjualan barang, hingga upaya memperkenalkan diri ke publik. Nah, spanduk terakhir ini belakangan cukup marak.
Sayangnya hampir semua spanduk berisi wajah pria. Tadinya ada sebuah spanduk dengan wajah pria dan wanita, namun kini spanduk itu tidak ada lagi. Entah menghilang kemana. Dari situ saya berpikir, apakah wanita tidak terlalu tertarik memperjuangkan kepentingannya melalui dunia politik?
Saya mencoba mencari tahu hubungan wanita dan politik di negeri ini. Menarik, ternyata geliat perjuangan wanita dan pentingnya wanita berpolitik telah dimulai jauh sebelum Indonesia merdeka. Dilansir dari situs LIPI, para wanita mendirikan sejumlah organisasi untuk mendukung Indonesia merdeka. Organisasi tersebut antara lain organisasi Pawijatan Wanito di Magelang yang berdiri tahun 1915 dan PIKAT (Perantaraan Ibu kepada Anak Temurun) yang dibentuk di Manado tahun 1917.
Baca juga:
Mirabella kosmetik lipstik untuk tampil menawan
Warna-warni sejarah uang Indonesia
Diadakannya
Kongres Wanita Indonesia pada tahun 1945 semakin mendorong perkembangan
organisasi perempuan di Indonesia. Meski dalam perjalanannya organisasi wanita
sempat mengalami kemunduran, toh tidak serta merta memadamkan api perjuangan
dalam menyuarakan kepentingan kaum wanita.
Nyalanya justru semakin besar. Beberapa wanita mulai terjun dan terlibat dalam dunia politik. Tersebutlah nama Kartini Kartaradjasa, Supeni, Walandauw, Mahmuda Mawardi, HAS Wachid Hasyim, dan Salawati Daud yang berkiprah di dunia politik. Kehadiran mereka sangat diperhitungkan. Namun sayangnya nyala perjuangan meredup seiring berakhirnya Orde Lama.
Perlahan tapi pasti, bara yang masih ada kembali berkobar. Kesadaran untuk memperjuangkan kepentingan wanita turut mendorong lahirnya organisasi perempuan, seperti Yayasan Annisa Swasti di Yogyakarta dan Yayasan Kalyanamitra di Jakarta. Inilah tonggak baru yang menyerukan pentingnya wanita berpolitik.
Melalui kedua yayasan, wanita bisa menyuarakan apa yang dirasakan dalam kehidupan sehari-hari. Kesenjangan yang dirasakan baik dalam bidang pekerjaan, rumah tangga, diskriminasi dan aspek lainnya. Sederhananya, wanita harus mau berpolitik karena politik ada di setiap aspek kehidupan.
Tak perlu berkerut kening untuk mencari tahu apa saja politik yang ada dalam setiap detak kehidupan. Hal paling sederhana seperti kebebasan menentukan warna rambut pun merupakan bagian dari politik dalam kehidupan sehari-hari. Saya rasa ada teman-teman yang merasakan kerepotan ketika ingin mengganti warna rambut. Betapa beragam komentar soal warna rambut yang cocok hingga membuat bingung. Padahal cukup warnai rambut sesuai keinginan hati. Sesederhana itu tapi sungguh tidak sederhana.
Jika perihal warna rambut bisa diatasi sendiri, bagaimana untuk hal besar lainnya. Misalnya soal cara mendidik anak apakah hanya menjadi tanggung jawab seorang Ibu atau ayah, atau keduanya. Sangat mungkin seorang wanita menyuarakan kegalauannya dalam mendidik anak seorang diri. Namun gaungnya akan sangat-sangat lama terdengar oleh para pemangku kebijakan.
Baca juga:
Utamakan bahan pokok bukan rokok
6 langkah menyiapkan anak ke sekolah
Let's read aplikasi bacaan digital untuk anak
Ajak orang lain yang memiliki kepentingan sama untuk menggaungkan secara bersama. Buat petisi bersama agar para pemangku kepentingan mendengar keresahan dan masalah yang terjadi. Jangan takut untuk bersuara karena amandemen UUD 1945 menyatakan keberpihakannya terhadap kaum perempuan dan memuat unsur kesetaraan gender dalam bentuk persamaan hak dan kewajiban antar sesama warga negara dalam berbagai bidang kehidupan, termasuk dalam bidang hukum dan pemetintahan.
Cara lain yang dapat ditempuh untuk pentingnya wanita berpolitik adalah dengan bergabung dalam suatu komunitas. Seperti yang saya lakukan yaitu bergabung dengan FemaleBlogger of Banjarmasin. Komunitas yang baru saja berulang tahun ke-4 ini merupakan wadah bagi blogger perempuan yang berasal atau berada di Kalimantan Selatan. Bersama-sama kami bergandengan tangan untuk meningkatkan kemampuan diri, baik dalam bidang keuangan, pendidikan, dan perluasan jaringan.
Baca juga:
Ultah virtual FBB, komunitas blogger perempuan, ke 4 bertabur hadiah
Sumber bacaan:
http://www.politik.lipi.go.id/in/kolom/296-kiprah-perempuan-di-ranah-politik-dari-masa-ke-masa.html
IGTV Ani Bertha
Setujuuuu, kalau wanita tidak ikut lansung bersuara, gaungnya bakalan lama terdengar oleh para pemangku kebijakan, bahkan bisa menghilang sebelum terdengar >.<
BalasHapusBergabung dengan komunitas bisa men jadi Salah Satu cara berpolitik bagi para perempuan. Semoga tetap semangat kita semua
BalasHapusWah baru tau ternyata banyak juga ya tokoh politik wanita yang terjun pada masa orde lama, berarti perjuangan hak perempuan selalu ada dari masa ke masa..
BalasHapusSemangat para perempuan Indonesia.
BalasHapusSemoga semakin banyaknya perempuan yang melek politik, semakin banyak juga kesempatan suaranya didengar :D
Aku baru tau, kalo ada yayasan yang mendukung tentang perempuan. Yaps betul mbak, politik tidak hanya mencalon sebagai partai, karena politik selalu dekat dengan kehidupan sehari hari.
BalasHapusbicara tentang politik memang nggak melulu soal pemerintahan ya, mbak. bisa juga tentang hal-hal yang terjadi di sekitar kita dan perlu diperjuangkan
BalasHapusSetuju. Wanita sangat perlu ikut terjun dalam dunia politik, untuk mengimbangi suara laki-laki di pemerintahan.
BalasHapusPenting sih wanita untuk rau dengan politik, terkhusus untuk dirinya sendiri. Karena kita akan tahu beliau beliau disana dapat mengemban amanah dg baik atau tidak
BalasHapus