- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
I was born a fool
Broken all the rules, oh-oh
Seeing all null
Denying all of the truth, oh-oh…
Ketika pertama kali mendengar lagu Lathi, saya terhenyak. Alunan musiknya benar-benar berbeda. Ada nuansa kelam namun terasa seperti ada harapan.
Entah karena terperangah, saya terdiam dan menyimak musik yang dimainkan. Maaf jika lirik tidak menjadi fokus utama sebab musiknya benar-benar menghanyutkan. Begitu melekat dan sulit dilupakan.
Apalagi saat bagian yang memperdengarkan suara gamelan. Rasanya kok Indonesia banget. Dan itu saya sekali. I love it.
Unsur etnis yang dihadirkan benar-benar sukses menarik perhatian khalayak. Tak heran kalau lagu Lathi langsung melejit dan disukai banyak orang. Ia berhasil menduduki tangga lagu di Spotify selama 3 minggu sejak 10 Mei 2020. Wow, prestasi yang membanggakan.
Meski hanya penikmat, saya ikut merasa bangga dengan prestasi yang diraih grup musik elektronik Weird Genius dan Sara Fajira. Kolaborasi keduanya berhasil menaikan pamor musik tradisional ke kaum milenial dan kancah yang lebih luas.
Tak cuma gamelan
Usai mendengar lagu Lathi, saya berharap bisa mendengar lagu lain yang memadukan musik kekinian dengan alat musik tradisional lainnya. Bukankah Indonesia memiliki beragam alat musik tradisional yang sangat banyak. Tersebar dari Sabang hingga Papua.
Jenis alat musiknya pun beragam, ada alat musik pukul seperti gendang, gong, sender, bonang, kolintang, calung, gondang, dan terbang. Selain itu ada pula alat musik tiup seperti suling, saluang, serunai, pareret, dan serangko. Jangan lupakan alat musik petik seperti panting, sasando, celempung, siter, sampek.
Tak cuma alat musik yang dimainkan secara konvensional alias umum dimainkan, Indonesia juga memiliki alat musik yang dimainkan dengan memanfaatkan rongga mulut yaitu karinding.
Karinding merupakan alat musik yang terbuat dari bambu. Meski terlihat sederhana, suara yang dihasilkannya sangat indah.
Untuk memainkan karinding cukup menempelkan bagian tengah karinding di depan mulut, kemudian pukul atau sentuh ujung ruas paling kanan dengan satu jari hingga jarum/senar karinding bergetar. Getaran ini akan menghasilkan suara yang akan diresonansikan oleh mulut. Sehingga suara yang dikeluarkan akan tergantung dari rongga mulut, nafas, dan lidah dari pemainnya.
Bahar dan Karinding
Semesta sepertiny berpihak pada saya, tetiba Mbak Eni Berta mengabarkan akan mengadakan bincang-bincang dengan M. Ali Bahar, seorang musisi Indonesia.
Pria yang ramah ini piawai memainkan berbagai alat musik tradisional Indonesia. Sehari-hari ia memainkan alat musik kecapi.
Namun, alat musik karinding menjadi bagian hidupnya. Tampak hari itu sebuah karinding terselip di udengnya.
Kepincut kecapi
Menurut Bahar, kemampuannya memainkan alat musik tradisional dipelajarinya secara otodidak.
"Saat duduk dibangku SD saya mulai mencoba memainkan alat musik tradisional. Proses belajarnya terus berlanjut hingga saat ini. Alat musik yang dimainkan pun semakin beragam," ujarnya ramah.
Usai memperlihatkan beberapa alat musik yang kerap digunakan, seperti saluang, seruling, dan karinding, Bahar lantas memainkannya secara bergantian.
Wah, bunyi-bunyian yang dihasilkan benar-benar memukau. Saya merasa seperti tengah berada di suatu lembah yang dipenuhi pepohonan dan burung yang bernyanyi dengan riang.
Ke Malaysia dengan kecapi
Perbincangan pun dilanjutkan. Kali menyoal tentang cara mempertahankan eksistensi musik tradisional di masyarakat. Tidak ada jalan lain untuk mengenalkan dan mendekatkan musik tradisional para musisi dan penggiat musik tradisional harus terjun langsung ke lapangan.
Demikian juga dengan Bahar yang tak segan membagi ilmunya pada para pelajar di beberapa sekolah dengan mengajarkan cara bermain alat musik tradisional.
Upaya lain yang dilakukan adalah menggelar pelatihan bagi para peminat musik tradisional. Siapa nyana kecintaannya pada musik tradisional membawanya terbang ke Malaysia tahun 2019.
Tidak berhenti sampai disitu, Bahar terus mengawinkan musik tradisional dengan musik lainnya. Kolaborasinya sudah pasti menakjubkan.
Menenangkan jiwa
Alat musik tradisional tak hanya mampu mengiringi suara indah para penyanyi, alunannya pun dapat menjadi suara latar yang apik bagi para pembaca puisi.
Namun, ada satu lagi kelebihan alat musik tradisional yang berkaitan dengan jiwa. Alunan suara yang dihasilkan dari dawai kecapi atau liukan saluang nan mendayu rupanya mampu memberikan efek menenangkan.
Tak heran jika musik tradisional dapat dipakai dalam sesi penyembuhan atau healing process. Suara yang dihasilkan mampu membuat orang merasa santai dan tenang.
Seperti yang saya rasakan saat mendengar permainan alat musik oleh Bahar. Rasanya begitu menyenangkan. Teman-teman bisa merasakan hal yang sama dengan berdiam dan mensengarkan suara tiupan saluang, karinding atau alat musik tradisional lainnya.
Indonesia memang kaya.
Komentar
Bangga rasanya kl ada musisi Indonesia yang mau mengglobalkan alat musik tradisional. Kekayaan bangsa kita itu luar biasa. Tinggal mengemas dan memasarkan secara apik agar bisa bersaing dengan asing.
BalasHapusSemoga semakin banyak musisi kita yang dikenal masyarakat dunia karena khasanah musik indonesia itu luas banget dan nggak kalah oke dengan musik lainnya.
HapusHallo mbak utari,.
BalasHapusSaya juga senang sekali ini sama musik-musik daerah, sejak dengerin lathi itu kan banyak yang mengcover ya mbak, eh ternyata dipakai dgn musik ala sunda pun terdengar bagus juga. Musik2 daerah itu khas banget lho yaaa. Bangga dengan mendunianya musik daerah.
Halo mbak. Bener mbak, waktu dengar lagu lathi saya sampai nggak habis heran. Ya ampun keren banget. Nggak nyangka musik tradisional.bisa dipadu dengan sangat indah. Semoga akan semakin banyak musisi indonesia yang dikenal masyarakat dunia.
Hapus