- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Beberapa bulan berdiam di rumah, kini kita bersiap untuk kembali beraktivitas dengan tata cara baru yang sesuai dengan protokol kesehatan.
Ketika pemerintah mengumumkan untuk kembali menggerakkan sendi-sendi kehidupan yang lama tersendat, saya sungguh merasa bersyukur. Rasa syukur ini bukan karena nanti saya bisa kembali jalan-jalan keluar rumah tanpa tujuan ya, tetapi lebih kepada akan kembali berdetaknya kehidupan masyarakat.
Para pemilik usaha dapat kembali menjalankan bisnisnya. Para pekerja bisa kembali bekerja. Tetapi, anak-anak tetap bersekolah dari rumah. Ya, semua aktivitas akan berjalan dengan berbeda. Mengikuti protokol kesehatan yang ditetapkan. Inilah new normal atau era kehidupan baru untuk kita semua.
Sekada mengingatkan, new normal adalah perubahan perilaku untuk tetap menjalankan aktivitas normal namun ditambah dengan menerapkan protokol kesehatan guna mencegah terjadinya penularan Corona. Prinsip utamanya adalah dapat menyesuaikan dengan pola hidup hingga vaksin corona ditemukan.
Hm, seperti sebuah penantian tak berujung ya, namun hidup harus terus berjalankan. Mau tidak mau saya harus beradaptasi dengan keadaan.
Meski saya bukanlah pegawai apalagi pemilik usaha, namun saya tetap mempersiapkan diri menyambut era kehidupan normal yang baru. Setidaknya ketika nanti harus pergi keluar rumah untuk berbelanja kebutuhan rumah, saya tahu apa yang harus dilakukan. Termasuk jika nanti mendapat kesempatan untuk bersua dengan teman-teman Female Blogger Banjarmasin. Saat ini FBBKolaborasinya lewat daring dulu.
Lantas apa sih yang harus dipersiapkan untuk menyambut era kehidupan baru?
Menurut saya, akan ada sejumlah penyesuaian yang terjadi saat akan bepergian. Saya tidak mungkin bisa bepergian dengan hanya menenteng gawai dan dompet. Barang bawaan akan bertambah. Artinya, saya akan kembali menggunakan tas ransel yang telah sempat di istirahatkan.
Setidaknya akan ada 12 barang wajib yang menghuni ransel. Ini dia rincian barangnya.
Benda ini menjadi wajib hukumnya untuk dikenakan setiap kali bepergian. Maskernya bisa berupa masker bedah atau masker kain. Saya juga membuat masker rajut loh untuk mengisi waktu luang. Selain masker yang dipakai, saya juuga menyiapkan masker cadangan di dalam tas. Jadi kalau masker yang dipakai basah atau kotor tinggal ganti dengan masker cadangan.
Oh ya, perlu diingat masa pakai masker bedah hanya empat jam. Setelah itu harus dibuang ke tempat sampah setelah talinya diputus. Tindakan ini dilakukan untuk mencegah oknum mendaur ulang masker bekas pakai.
Lain halnya dengan masker kain yang memiliki umur lebih lama dibanding masker bedah karena bisa dicuci.
Cairan pembersih tangan ini dapat saya pakai kapan pun dan dimanapun. Saat ini untuk mendapatkan hand sanitizer sudah lebih mudah. Jenisnya pun bisa disesuaikan dengan keinginan, mau yang cair, gel, atau busa. Ukuran botolnya pun beragam. Karena akan dibawa bepergian bersama teman-teman FBBKolaborasi, saya memilih membawa hand sanitizer dalam botol kecil. Supaya gampang dipakainya bisa memilih hand sanitizer yang dilengkapi penutup lengkap dengan gantungan supaya bisa digantung di tas.
Yup, benda ini termasuk wajib di bawa sejak sebelum masa pandemi. Biasanya saya membawa tisu kering, tetapi sekarang akan ditambah dengan tisu basah.
Fungsinya tentu untuk membersihkan tangan setelah sengaja atau tidak memegang sesuatu. Terutama kalau di lokasi tersebut tidak menyediakan tempat cuci tangan.
Keberadaan tisu kering ini akan memudahkan saya dalam aktivitas membersihkan tangan setelah mencuci tangan atau memegang benda saat berbelanja atau berjalan-jalan.
Nah, kalau alat makan ini benar-benar baru menjadi penghuni ransel saya. Alat makan berupa sendok, garpu, dan sumpit. Ada yang terbuat dari plastik atau stainless steel. Saat ini peralatan ini dijual dalam kemasan seperti kantung yang menarik. Ada juga loh kemasan untuk anak-anak.
Untuk botol air bisa saja diganti dengan tumbler, tetapi saya lebih menyukai botol air karena lebih aman disimpan di dalam tas. Ukurannya dan jenisnya bisa disesuaikan dengan keinginan ya. Satu lagi, jangan lupakan sedotan. Ada loh sedotan dari stainless steel yang sudah pasti ramah lingkungan.
Dulu, saya suka malas membawa alat ibadah sendiri. Alasannya, tas saya kecil dan di masjid pasti menyediakan mukena. Tetapi sekarang harus membawa sendiri. Agar tidak memakan tempat, pilih mukena yang terbuat dari bahan parasut. Dalam perangkat mukena umumnya dilengkapi dengan alas kecil untuk kepala. Bisa juga membawa sajadah yang terbuat dari kain agar mudah dilipat.
Yup, benda ini sudah pasti wajib banget saya pakai kalau mau berkendara demi keselamatan. Tetapi, sekarang kalau mau naik ojek daring lebih baik pakai helm sendiri. So, teman-teman, khususnya FBBKolaborasi, nantinya akan jadi pemandangan biasa orang menenteng helm dimana-mana.
Sarung tangan yang dimaksud adalah sarung tangan plastik. Untuk saya dan teman-teman, cukuplah memakai sarung tangan plastik biasa, bukan sarung tangan bedah. Meski pun hal itu nggak dilarang juga sih. Sarung tangan plastik ini biasa biasa dijual di toko bahan kue dan dipakai oleh para juru masak atau penjual makanan.
Jenisnya bebas ya, mau jaket berbahan parasut, sweater, atau baju lengan panjang biasa. Dari sekian banyak pilihan, saya lebih suka menggenakan jaket parasut karena bisa dilipat dan dimasukkan ke dalam ransel.
Fungsi baju lengan panjang ini selain melindungi diri dari paparan sinar matahari, juga mencegah badan terkena droplet yang secara tidak sengaja memercik atau secara tidak sengaja seseorang menyentuh kita.
Selain hand sanitizer, sabun cair juga akan menjadi penghuni ransel. Sabun ini dapat saya pakai untuk mencuci tangan di tempat umum. Kalau pun tidak mendapatkan sabun cair dalam kemasan kecil, tuang sabun ke dalam botol kecil yang bisa dibeli di toko atau botol dari hotel.
Cairan desinfektan yang saya bawa tersimpan dalam kemasan botol sprei. Digunakan saat akan duduk di suatu tempat atau tempat lainnya.
Selama ini sudah ada kacamata hitam yang siap menemani saya. Kali ini akan bertambah jenisnya dengan kacamata biasa. Ow, bukan maksud saya buat bergaya, tetapi untuk menjaga diri loh. Jenis kacamatanya tidak perlu kacamata google, kacamata biasa juga boleh asalkan bisa melindungi mata ya.
Tenyata asyik juga ya membuat daftar barang yang wajib saya bawa. Di awal pasti akan terkesan merepotkan, tetapi saya yakin nanti akan menjadi terbiasa. Toh, menjaga kesehatan jauh lebih utama, betulkan?
Tulisan ini dibuat untuk #FBBKolaborasi bulan Juni 2020 bersama teman-teman Female Blogger Banjarmasin.
Komentar
Semoga saja dengan keadaan baru ini, kita tetap lebih waspada ya. Memang kasihan sekali jika ada yang tidak lagi bisa berdagang atau bekerja karena wabah ini. Semoga segera pulih aamiin
BalasHapusBenar mbak. Kita harus waspada dan jaga diri dengan menerapkan protokol kesehatan yang berlaku.
HapusAku 2 7 9 aja yang selalu bawa. Belum selengkap ini. Berarti aku belum siap ya untuk keluar harusnya. Inspiratif, aku jadi lebih bagus persiapannya nih kalau mau keluar atau ke tempat kerja.
BalasHapusBiar pun bawaan semakin banyak nggak apa-apa. Demi kesehatan diri ya mbak.
HapusSama banget mba... Kayanya aku juga bakalan ngeluarin lagi ransel yang udah lama g kepakr saat new normal ini. Karna sebelum pandemi ini kemana - mana kalau sendiri cuma bawa dompet dan HP aja... Sekarang harus ekstra bawa new normal Kit yang lengkap untuk jaga - jaga.
BalasHapusRansel itu nyaman ya mbak. Segalanya bisa masuk nggak ribet deh.
HapusBarang bawaan kita akhirnya semakin banyak. Memang tidak akan mudah pada awalnya. Tetapi ini adalah perkara keselamatan yah. Jadi apapun harus mulai kita lakukan :-)
BalasHapusBenar mas, sepertinya agak repot di awal tapi kalau sudah terbiasa pasti bisa jadi bagian keseharian.
HapusBanyak jg ya yang harus dibawa. Udah ni gak bisa lagi pake tas jinjing, harus ranselan kemana2, hehhe :)
BalasHapusIya sih demi keselamatan diri nggak apa-apa bawa tambahan barang.
Hapusnomor 1-3 itu jadi barang wajib banget
BalasHapuskadang sampai bawa cadangan mbak
ya gimana lagi namanya juga new normal enggak bisa disamakan dengan dulu
tapi yang penting kurangi berkerumun dulu sementara waktu
Wah mantap mas Zain selalu siap sedia.
HapusSaking langkanya handsanitizer & masker waktu itu jadi aku beli cologne gel & masker scuba sbg alternatif. Tisu basah pas ada yg murah meriah, 1000'an di warung deket rumah. Jadi nggak sampe kehabisan.
BalasHapusBanyak juga tetapi referensinya penting. Saya kalau ke kecamatan mewajibkan anak ikut pakai sarung tangan dari bahan wol sebagai antisipasi. Sayang kami belum beli sarung tangan yang kerenan dikit karena kesulitan cari yang jual sarung tangan di pasar. kesiangan. Pasar juga cenderung lebih sepi daripada sebelum pandemi.
BalasHapusSaya belum punya sarung tangan plastik, tidak pernah terpikirkan.
Berarti sekarang harus siapkan anggaran khusus untuk perlengkapan new normal. Tisu basah, hand sanitzer, dan beberapa lagi yang tidak saya punya. Repot tetapi mungkin kita jadi terbiasa.
Yang utama adalah wadah khusus untuk menyimpan itu semua, terutama spray desinfeltan. Agar tidak tumpah ruah di tas Blacuk saya. Sekarang ke mana-mana malah lebih nyaman pakai tas bahan blacu yang mudah dicuci daripada tas kulit imitasi. Soalnya paling ke kecamatan doang untuk belanja atau urusan lain, hi hi.
Semoga kita tetap sejat, ya, Mbak.