Setiap hari,
media selalu menyampaikan kabar terbaru terkait perkembangan Covid19. ODP dan
PDP adalah istilah yang sering disebut. Selintas terdengar sama, tetapi artinya
berbeda.
---
Ya, saya termasuk
salah seorang yang setiap hari memantau kabar soal perkembangan COVID-19.
Sampai saat ini grafik perkembangannya masih menanjak. Padahal pemerintah terus
menyuarakan upaya untuk menahan laju penyebaran virus ini dengan cuci tangan
pakai sabun dan menjaga jarak serta #dirumahaja.
Namun sepertinya langkah
pertahanan mandiri yang digaungkan belum benar-benar menyentuh hati nurani. Padahal tidak sedikit teman-teman fbb kolaborasi yang mengingatkan keluarga dan lingkungannya. Tetapi masih ada yang tidak berdiam #dirumahaja. Gerakan mencuci tangan dengan sabun
pun bisa jadi masih terbatas alias belum semua orang melakukannya.
Jangan Masuk Kalau Belum Cuci Tangan
Kenapa saya bisa
berkata begitu? Sebab saya masih melihat ada saja anak-anak yang tidak mencuci
tangan. Meski sudah diingatkan. Dengan yakin mereka menjawab sudah. Ya, selama
beberapa hari setelah pengumuman anak-anak diminta belajar dari rumah, saya
memang masih mengijinkan anak-anak belajar bersama di rumah.
Sebuah sabun cuci
tangan berada di dekat keran dekat pintu pagar. Tujuannya tentu bisa ditebak.
Siapa saja yang mau masuk harus cuci tangan. Sayangnya, pemakai sabun itu masih
terbatas pada kami sekeluarga. Teman-teman si kecil tidak pernah
menggunakannya. Akhirnya kegiatan belajar bersama terpaksa dihentikan
sementara.
Akibatnya bisa
ditebak dong, si kecil sempat ngambek karena tidak bisa berkumpul dengan
teman-temannya. Sebagai emak yang baik, saya sedih melihatnya tanpa senyum.
Makanya pelan-pelan saya selalu menyampaikan perkembangan soal Covid19 serta
apa yang harus dilakukan untuk melindungi diri dari paparan virus ini.
Saya beruntung memiliki
teman seorang penulis cerita anak, Mbak Watiek Ideo. Beliau menyadari bahwa
informasi yang disampaikan ke anak-anak berbeda dengan orang dewasa.
Berkolaborasi dengan seorang illustrator, mereka membuat buku cerita bergambar
tentang COVID-19. Buku-buku inilah yang saya gunakan untuk memberikan informasi
awal soal virus corona atau Covid19 kepada si kecil dan fbb kolaborasi. Dan, si kecil dapat memahami sikap saya.
Namun kemudian
timbul pertanyaan seputar orang yang sakit. Apalagi ada beberapa istilah yang
dipakai dalam menyampaikan informasi seputar virus corona. Penyebutan
istilahnya agak-agak mirip gitu. Salah sebut bisa runyam juga ya. Biar nggak
bingung, lebih baik saya mencari tahu ke laman milik pemerintah (Kementrian
Kesehatan RI) agar tak tersandung salah.
Berikut adalah
istilah yang digunakan:
1.Orang Dalam Pemantauan (ODP)
ODP adalah seseorang yang memiliki riwayat (sempat
melakukan perjalanan) ke negara yang telah terinfeksi virus corona, atau tanpa
sadar melakukan kontak dengan orang yang terinfeksi virus corona. Tetapi ia
belum menunjukkan gejala telah terinfeksi virus. Meski demikian, ODP harus melakukan
isolasi mandiri dan dipantau oleh instansi kesehatan setempat.
2.Pasien Dalam Pengawasan (PDP)
PDP adalah seseorang atau pasien yang menunjukkan
gejela terinfeksi virus corona, seperti batuk, sesak nafas, dan sakit
tenggorokan. Gejala ini timbul setelah penderita melakukan kontak cukup dekat
dengan penderita positif virus corona. Orang tersebut perlu mendapat pengawasan
dan perawatan oleh tenaga medis di rumah sakit.
Gejalanya Seperti Apa?
Menurut
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) ketika seseorang terinfeksi virus corona
COVID-19, akan menampakkan gejala seperti demam, kelelahan, dan batuk kering.
Beberapa gejala tambahan lain juga dapat dirasakan seperti sakit dan nyeri,
hidung tersumbat, pilek, sakit tenggorokan atau diare.
Kalau
dipikir, gejalanya mirip dengan masuk angin dan batuk pilek ya. Tetapi jangan
buru-buru parno lho, sebaiknya ingat-ingat kembali apakah pernah melakukan
perjalanan keluar negeri atau daerah yang telah terinfeksi virus corona, atau
pernah bertemu dengan orang yang telah terinfeksi virus corona. Lalu segeralah
ke lembaga kesehatan agar mendapat pemeriksaan.
Protokol Kesehatan Penanganan COVID-19
1.Jika merasa tidak sehat dengan kriteria: a. Demam 38
derajat celcius, dan b. Batuk/pilek, istirahatlah yang cukup di rumah dan bila
perlu minum obat. Apabila keluhan berlanjut, atau disertai dengan kesulitan
bernafas (sesak atau nafas cepat), segera berobat ke fasilitas pelayanan
kesehatan (fasyankes). Pada saat berobat ke fasyankes, lakukan tindakan
berikut: a. Gunakan masker, b. Apabila tidak memiliki masker, ikuti etika
batuk/bersin yang benar dengan cara menutup mulut dan hidung dengan menggunakan
tisu atau punggung lengan, c. Usahakan tidak menggunakan transportasi massal.
2.Tenaga kesehatan (nakes) di fasyankes akan melakukan
screening suspect COVID-19: a. Jika
memenuhi kriteria suspect COVID-19, maka akan dirujuk ke salah satu rumah sakit
(RS) rujukan yang siap untuk penangganan COVID-19, b. Jika tidak memenuhi
kriteria suspect COVID-19, maka akan
dirawat inap atau rawat jalan tergantung diagnosa dan keputusan dokter
fasyankes.
3.Jika seseorang memenuhi kriteria suspect COVID-19 akan diantar ke RS
rujukan menggunakan ambulan fasyankes didampingi oleh tenaga kesehatan yang
menggunakan alat pelindung diri (APD).
4.Di RS rujukan, akan dilakukan pengambilan specimen untuk pemeriksaan laboratorium
dan dirawat di ruang isolasi.
5.Specimen
akan dikirim ke Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Balitbangkes) di
Jakarta. Hasil pemeriksaan akan keluar dalam 24 jam setelah specimen diterima,
a.Jika hasilnya positif,
i.Maka pasien akan dinyatakan sebagai penderita
COVID-19
ii.Sampel akan diambil setiap hari
iii.Penderita akan dikeluarkan dari ruang isolasi jika
pemeriksaan sampel 2(dua)kali berturut-turut hasilnya negatif.
b.Jika hasilnya negatif, pasien akan dirawat sesuai
dengan penyebab penyakit.
Jika teman-teman
sehat, namun:
1.Memiliki riwayat perjalanan 14 hari yang lalu ke
negara terjangkit COVID-19, atau
2.Merasa pernah kontak dengan penderita COVID-19,
hubungi Hotline Center Corona untuk
mendapat petunjuk lebih lanjut di nomor berikut: 119 ext 9
So. Teman-teman dan fbb kolaborasi tetap jaga kesehatan ya. Pastikan selalu mengonsumsi makanan sehat, istirahat yang cukup, dan lakukan hal yang bikin kamu happy selama #dirumahaja.
Sumber:
Kementrian Kesehatan RI
infografis dari Canva
Di desa saya ada satu orang ODP Mbak, seluruh desa langsung ketalutan. Mungkin krna belum paham bahwa org tsb sebenrnya tdk sakit, tp hanya perlu diawasi krna baru dtang dr luar kota. Yg lebih berbahaya skrg ini adlh OTG (org tanpa gejala). Mereka bisa santai berkeliaran tanpa sadar bahwa mereka bs menularkan virus ke org2 dg imunitas lemah.
Sedih sekali rasanya jika melihat masyarakat yang belum faham tentang odp dan pdp ini .... Dan bahkan banyak masyakarat yang merasa malu mengakui dia odp ataupun pdp sehingga mempersulit pelacakan dan memperparah penyebaran covid ini .. Hal ini juga tidak terlepas pada diskriminasi masyarakat terhadap odp dan pdp ini...
Di rumah saya ada 3 lansia dan 2 anak kecil mbak, sekarang kalau masuk rumah bahkan gak cuma cuci tangan lagi, langsung mandi keramas juga. Akhirnya sekarang kalau ada yang keluar rumah jadi males mandi sebelum berangkat keluar biar gak double mandinya wkwk
Semoga kita sehat sehat selalu, makasih kak sharing nya
BalasHapusAmin mbak. Semoga nanti bisa jalan-jalan lagi.
HapusSayangnya banyak yang belum mengikuti aturan pencegahan dan masih banyak juga yang buru-buru parno ya Mbak. Sedih deh liatnya.
BalasHapusBenar mbak, mungkin informasinya juga tidak lengkap. Jadi mereka tidak menjalankan arahan yang diberikan.
HapusTernyata tantangan di rumah adalah emmang meminta anak-anak cuci tangan ya Mbak. Semoga kita semua sehat-sehat dan pandemi ini segera berakhir aamiin
BalasHapusHarus berulang kali diingatkan mbak. Kebanyakan lupanya hahhaha.
HapusDi desa saya ada satu orang ODP Mbak, seluruh desa langsung ketalutan. Mungkin krna belum paham bahwa org tsb sebenrnya tdk sakit, tp hanya perlu diawasi krna baru dtang dr luar kota. Yg lebih berbahaya skrg ini adlh OTG (org tanpa gejala). Mereka bisa santai berkeliaran tanpa sadar bahwa mereka bs menularkan virus ke org2 dg imunitas lemah.
BalasHapusHuah....ODP pun sudah bikin parno apalagi OTG mbak.
HapusSedih sekali rasanya jika melihat masyarakat yang belum faham tentang odp dan pdp ini ....
BalasHapusDan bahkan banyak masyakarat yang merasa malu mengakui dia odp ataupun pdp sehingga mempersulit pelacakan dan memperparah penyebaran covid ini ..
Hal ini juga tidak terlepas pada diskriminasi masyarakat terhadap odp dan pdp ini...
Begitulah mbak, padahal ini bukan aib. Keterbukaan sangat diperlukan agar nggak banyak penularan.
HapusIronisnya Makin ke sini penderita Corona makin banyak tapi ironisnya penduduk Indonesia kayaknya mulai santai ya, mbak. Huhu
BalasHapusDi rumah saya ada 3 lansia dan 2 anak kecil mbak, sekarang kalau masuk rumah bahkan gak cuma cuci tangan lagi, langsung mandi keramas juga.
BalasHapusAkhirnya sekarang kalau ada yang keluar rumah jadi males mandi sebelum berangkat keluar biar gak double mandinya wkwk