- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ini adalah pertama kali saya mengajak Ibu mertua menenggok kota tempat tinggal keluarga kecil kami. Dulu, saya dan suami pernah mengajak Ibu dan Bapak untuk berkunjung, namun takdir berkata lain. Bapak mertua meninggal tanpa sempat menginjak kota Banjarmasin, tempat kami bermukim.
(Foto koleksi pribadi) |
Keinginan untuk mengajak ibu pun dipendam dalam-dalam. Kami takut menguak duka yang masih terlihat diraut wajah tuanya.
Setiap kali kami pulang kampung, ragam cerita memang mengalir bak air bah. Namun sama sekali tidak terucap ajakan untuk pergi bersama ke Banua.
Hingga kemarin, tiba-tiba ibu mertua menyatakan ingin melihat kota tempat kami tinggal.
Kesempatan emas ini langsung kami sambar. Saya dan suami langsung berbagi tugas. Saya yang kebetulan pulang kampung langsung berkoordinasi dengan adik ipar agar rumah tidak kosong serta halhal kecil lainnya. Sementara suami menyiapkan tiket pesawat. Sedangkan si kecil bertugas mendampingi sang nenek.
Terminal keberangkatan bandara Syamsudin Noor (foto koleksi pribadi) |
Setelah urusan beres, giliran hal lain yang harus dipikirkan dengan baik. Fokus perhatian tentu pada kondisi Ibu mertua yang sudah tidak sekuat dulu.
Ya, bepergian dengan orangtua memang tidak bisa dilakukan asal saja. Segala sesuatu harus dipersiapkan agar perjalanan tidak membuat mereka kelelahan.
Apalagi ini adalah penerbangan pertama untuk Ibu mertua. Jadi sebisa mungkin beliau merasa nyaman selama penerbangan.
Berikut adalah beberapa hal yang saya lakukan sebelum dan selama perjalanan berlangsung.
1. Kondisi kesehatan
Prioritas utama sudah pasti masalah kesehatan. Saya termasuk cerewet dalam hal ini. Jadi beberapa hari sebelum berangkat, Ibu mertua saya ajak ke dokter untuk memastikan kondisi kesehatannya.
2. Obat-obatan
Meski pun kondisi kesehatannya baik namun jangan pernah melupakan obat-obatan yang biasa dikonsumsi untuk berjaga-jaga. Karena Ibu mertua mempunyai masalah dengan lutut, jadi obat yang dibawa berupa obat gosok dan panadol. Kebetulan beliau tidak mengonsumsi obat jadi tidak ada obat khusus yang harus dibawa.
3. Menentukan penerbangan
Ada beberapa maskapai penerbangan dari Jakarta menuju Banjarmasin. Pilihan dijatuhkan pada maskapai penerbangan yang berangkat dari terminal 2 dan reputasinya cukup baik alias tidak delay lama.
4. Jam keberangkatan
Jika memungkinkan pilih jam keberangkatan pesawat yang tidak terlalu pagi. Dengan alasan supaya Ibu mertua tidak perlu bangun pagi buta, saya sengaja memilih penerbangan pukul 10.00 Wib. Jadi kami bisa berangkat dari rumah pukul 07.00 Wib.
5. Barang bawaan
Meski pun tujuannya menginap di rumah, saya mengingatkan untuk membawa pakaian secukupnya. Jangan lupa membawa pakaian hangat dan kaus kaki untuk di pesawat karena di dalam pesawat cukup dingin. Kalau perlu bawa syal untuk menghangatkan leher.
6. Cek in online
Sehari sebelum keberangkatan saya sudah melakukan cek in. Pikiran saya sih agar lebih tenang dan bisa fokus mengurus Ibu mertua. Selain itu tidak terlalu terburu-buru berangkat ke bandara.
(Foto koleksi pribadi) |
7. Transportasi ke bandara
Ada banyak transportasi menuju bandara. Mau naik kereta api, taksi atau kendaraan yang dipesan lewat aplikasi juga bisa menjadi pilihan. Semula saya berencana naik taksi, namun banjir yang melanda Ibukota membuat rencana itu diganti dengan menumpang bis bandara.
8. Atur jam keberangkatan
Jangan pernah berpikir berangkat mendekati jam keberangkatan ya. Tidak mungkin dong mengajak orangtua olahraga di bandara. Jadi sebaiknya berangkat lebih awal supaya tidak lari-lari untuk cek in atau mencetak tiket dan menuju ruang boarding.
9. Sarapan
Yup. Jangan lupa untuk sarapan. Apalagi kalau maskapai yang akan dinaiki tidak menyediakan layanan makanan di dalam pesawat. Kalau orangtua tidak terbiasa sarapan, beli roti atau kue dan minuman untuk camilan.
10. Kenali alur dan jarak di terminal bandara
Meski kelihatannya sepele, namun bisa membuat orangtua kelelahan karena harus berjalan jauh. Alternatif lain meminta orangtua menggunakan kursi roda supaya tidak kecapaian.
11. Bagasi
Sejak awal saya menyiapkan semua barang, koper atau tas, dimasukkan ke dalam bagasi agar bisa fokus memperhatikan Ibu mertua. Namun demikian saya menyiapkan tas punggung untuk menyimpan syal dan jaket yang akan dipakai di dalam pesawat.
12. Tiket dan KTP
Pegang Tiket dan KTP orangtua untuk meminimalisir kehilangan karena lupa atau tercecer.
Toilet di Bandara Syamsudin Noor (foto koleksi pribadi) |
13. Toilet
Perhatikan letak toilet untuk berjaga-jaga kalau orangtua ingin ke belakang. Selama di bandara, saya sengaja memilih duduk dibangku yang tidak terlalu jauh dari toilet.
14. Permen
Siapkan pemen untuk dimakan saat pesawat akan lepas landas atau mendarat. Mengisap permen membantu mengurangi tekanan udara di dalam pesawat saat tinggal landas atau mendarat.
15. Sabuk keamanan
Setelah berada di pesawat, cek kembali sabuk pengaman yang dikenakan oleh orangtua kita. Jika terlihat kendur sebaiknya dikencangkan. Karena Ibu mertua baru pertama kali naik pesawat, saya mengajarinya menggunakan sabuk pengaman.
16. Peragaan keselamatan
Hal ini penting sekali loh, jadi saya meminta Ibu mertua memperhatikan peragaan keselamatan yang dilakukan oleh pramugari dan menunjukkan letak pelampung serta masker udara.
Fiuh, dengan sederet persiapan yang dilakukan saya bersyukur perjalanan pertama Ibu mertua berjalan dengan baik dan lancar. Akhirnya beliau bisa melihat dan menikmati kota Banjarmasin.
Komentar
Thank you tulisanny mbak, bener banget kalau orang tua beda sama kita yg tenaganya msh bisa diajak jogging di CGK, jadi ga boleh mepet berangkatnya dan sebisa mungkin harus santai.
BalasHapusOya mbak kan cerita kalau ini penerbangan pertama mama mertua. Kalau boleh tau, sempet mabuk gak selama flight? Ada tips khusus utk mengatasi mabuk? Antimo gitu gitu ngefek gak ya?
Halo mbak, kemarin ibu mertua aman mbak, nggak mabuk. Kemarin sih antisipasinya sarapan sama bawa permen.
HapusHuhuhuhu.. membaca ini, jadi inget alm. Bapak dan almh.Ibu ... Kami anak2nya bergantian anter naik pesawat saat nengokin anak2nya beliau yang nyebar ... Syukurlah, kenangan baik bersama keduanya tetap terpatri di hati :)
BalasHapusSaya malah iri sama mas ari karena bisa menemani orangtua naik pesawat. Saya hanya bisa menemani ibu mertua sebab tinggal beliau yang kami punya.
Hapus