- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Punya keinginan itu jangan dipendam. Ungkapkan dalam setiap doa. Pada waktunya pasti akan menjadi nyata. Seperti keinginan saya mencoba naik kereta bandara yang sudah tersimpan lama, akhirnya bisa juga duduk manis dalam gerbong menuju stasiun Manggarai, Jakarta.
Kepulangan kali ini memang tidak terencana dengan baik. Maksudnya saya tidak mengagendakan kegiatan apa pun untuk mengisi liburan. Musim hujan bikin mager sih.
Karena itulah bawaan saya dan si kecil hanya sedikit. Masing-masing cuma membawa sebuah tas ransel berisi pakaian sehari-hari. Plus tas selempang buat menyimpan dompet dan telepon gengam. Praktiskan.
Saya juga sengaja tidak pasang pengumuman akan pulang kampung biar tidak dijemput. Mau santai menikmati bandara sama jalanan ibukota. Hahahaha, gayanya kayak sudah lama sekali tidak nenggok monas ya.
Penerbangan Menyenangkan
Niatan santai itu ternyata enak loh, khususnya buat saya. Soalnya beberapa kali ke pulau Jawa selalu berkejaran dengan jadwal kegiatan. Saya juga sudah ancang-ancang kalau maskapai yang mau saya tumpangi datang terlambat. Maklum, musim hujan sudah menjelang. Buat penangkal bosan saya sudah menyiapkan buku bacaan dan rajutan. Ternyata pesawat yang akan membawa saya ke ibukota justru datang lebih cepat, jadilah saya dan semua penumpang naik pesawat lebih cepat.
Penerbangan selama 1.40 menit berjalan dengan aman. Tidak ada guncangan meski di kejauhan terlihat langit berwarna abu-abu tua. Saya bisa menikmati bahan bacaan dengan nyaman dan si kecil tidur bersandar di bahu.
Begitu pesawat mendarat, saya tidak serta merta menuju terminal bus damri. Melipir sejenak untuk mengisi perut. Habis itu rembukan sama si kecil soal transportasi yang akan dinaiki. Kebetulan saya dan si kecil sama penasarannya sama kereta bandara, jadi tanpa susah payah kami bersepakat menumpang kereta.
Sky Train
Dari terminal dua menuju stasiun kereta api bandara hanya bisa dicapai dengan menaiki sky train. Karena kami dari terminal dua maka tinggal menuju stasiun sky train yang berada di seberang terminal kedatangan penumpang.
Naik...naik...ke lantai dua
Pakai tangga berjalan.
Nah, dari sini saya mulai memperhatikan papan petunjuk supaya tidak salah naik sky train. Sebetulnya tidak apa-apa salah naik sky train kan bisa balik lagi. Kalau bingung, jangan ragu bertanya sama petugas yang ramah dan senang membantu.
Dari petunjuk yang tertera saya harus naik sky train menuju terminal 1. Nanti turun di stasiun kereta bandara. Rupanya letak stasiun berada di antara terminal 1 dan 2. Tidak sampai 5 menit kami sudah tiba di stasiun bandara.
Berbeda dengan sky train yang berada di atas ketinggian, kereta bandara berada di bawah dan berseberangan dengan stasiun sky train. Jalan kaki dulu yuk biar sehat.
Tiket Kereta Bandara
Begitu sampai dimuka stasiun bandara saya sempat bingung dan mencari loket pembelian tiket. Sebenarnya tiket bisa dibeli secara daring melalui aplilasi raillink, tetapi saya belum sempat memasangnya.
Dalam hati, saya berharap ada loket atau mesin penjualan tiket manual layaknya membeli tiket kereta commuterline.
Sambil melihat-lihat suasana stasiun, saya malah mendapati jadwal keberangkatan kereta api. Tapi...mana loketnya? Mana mungkin saya bisa naik lereta api tanpa tiket. Eh, ada pak satpam. Mari bertanya saja soal loket tiketnya.
Ternyata saya diminta menuju bagian dalam stasiun. Oh, rupanya dari tadi saya ada di terasnya. Tidak terasa kayak ruang antara karena memang tidak ada sekat atau penanda yang jelas. Hanya meja tempat bapak satpam tadi yang menjadi penanda.
Ruang Tunggu
Benar saja, tepat di pojok ruang utama terdapat mesin penjual tiket kereta api. Bentuknya tidak sebesar mesin penjual tiket commuterline. Warnanya pun kuning.
Pada mesin terdapat layar untuk mengoperasikan pembelian tiket. Lalu ada sebuah mesin EDC guna melakukan pembayaran. Serta sebuah lubang untuk mengeluarkan tiket yang telah dibeli.
Mengoperasikan mesinnya mudah sekali. Cukup menekan jumlah penumpang dan stasiun yang akan dituju. Stasiun terdekat adalah stasiun Batu Ceper dan stasiun Manggarai merupakan stasiun paling jauh.
Harga tiketnya tentu beda. Kalau ke stasiun Batu Ceper cukup membayar Rp.35.000 sedangkan ke stasiun Manggarai harus membayar Rp70.000.
Setelah menentukan tujuan dan jumlah penumpang, saya langsung membayar tiket menggunakan mesin EDC. Pembayaran bisa memakai kartu kredit atau debit ya. Tik...tik...setelah itu pembayaran beres dan tiket keluar dengan mulus. Yes.
Ruang Tunggu
Wah, keretanya datang. Tapi, saya tidak bisa langsung naik. Sabar, duduk dulu di ruang tunggu ya..nikmati sebentar sofa hijaunya. Mau men-charge telepon gengam juga bisa.
Rupanya walau kereta sudah tiba, para penumpang yang mau naik harus menunggu sampai semua penumpang di kereta turun. Baru setelah itu penumpang naik setelah terlebih dahulu memindai kode yang terdapat di tiket pada mesin yang tersedia.
Fasilitas Kereta Api
Begitu masuk ke dalam gerbong, saya benar-benar dibuat kagum. Gerbongnya bersih dan dingin. Nyaman sekali.
Bentuk susunan bangkunya terbagi dua. Ada yang menghadap ke arah depan dan sebaliknya. Makanya pada bagian tengah gerbong, bangkunya saling berhadapan.
Jarak antar bangkunya lapang. Buat mereka yang memiliki tungkai kaki panjang pasti tidak kerepotan. Bisa selonjoran gitu.
Jarak yang lapang itu tidak perlu dipersempit dengan koper ya. Letakan saja di tempat penyimpanan bagasi dekat pintu.
Kalau tadi di ruang tunggu belum sempat mengisi daya telepon gengam, jangan kuatir karena pada setiap bangku terdapat alat untuk mengisi daya berbentuk USB.
Fasilitas lain yang ada di dalam gerbong adalah toilet. Letaknya di ujung dekat pintu.
Sawah Tengah Kota
Tidak setelah semua penumpang naik, kereta mulai berjalan dengan halus tanpa guncangan.
Pelan-pelan pemandangan berganti. Pilar-pilar dan tembok muncul hilang. Lalu, tiba-tiba berganti dengan hamparan sawah. Si kecil kaget, tidak menyangka kalau akan melihat sawah di kawasan kota. Sayang, musim panen sudah lewat. Jadi tidak bisa menikmati hamparan padi yang menguning. Biar begitu, saya sampai terpana sampai lupa mengabadikannya. Hu...hu...hu.
Setelah itu pemandangan berganti lembali dengan gedung dan rumah. Hingga melewati stasiun Batu Ceper. Kereta api berhenti agak lama di stasiun Duri. Rupanya inilah persimpanvan karena setelah itu kereta seperti berjalan mundur menuju stasiun Manggarai.
Tidak terasa perjalanan berakhir sudah. Semua penumpang, termasuk saya, turun untuk berganti moda tranaportasi. Jangan lupa membeli tiket commuter line pada mesin tiket yang tersedia sebelum pindah peron ya. Twrnyata naik kereta bandara itu benar-benar menyenangkan, cepat, dan aman.
Nanti pulangnya naik kereta api lagi nggak ya? Sudah pasti naik dong.
Kepulangan kali ini memang tidak terencana dengan baik. Maksudnya saya tidak mengagendakan kegiatan apa pun untuk mengisi liburan. Musim hujan bikin mager sih.
Karena itulah bawaan saya dan si kecil hanya sedikit. Masing-masing cuma membawa sebuah tas ransel berisi pakaian sehari-hari. Plus tas selempang buat menyimpan dompet dan telepon gengam. Praktiskan.
Sky train terminal 2 |
Saya juga sengaja tidak pasang pengumuman akan pulang kampung biar tidak dijemput. Mau santai menikmati bandara sama jalanan ibukota. Hahahaha, gayanya kayak sudah lama sekali tidak nenggok monas ya.
Penerbangan Menyenangkan
Niatan santai itu ternyata enak loh, khususnya buat saya. Soalnya beberapa kali ke pulau Jawa selalu berkejaran dengan jadwal kegiatan. Saya juga sudah ancang-ancang kalau maskapai yang mau saya tumpangi datang terlambat. Maklum, musim hujan sudah menjelang. Buat penangkal bosan saya sudah menyiapkan buku bacaan dan rajutan. Ternyata pesawat yang akan membawa saya ke ibukota justru datang lebih cepat, jadilah saya dan semua penumpang naik pesawat lebih cepat.
Menuju stasiun kereta api bandara |
Penerbangan selama 1.40 menit berjalan dengan aman. Tidak ada guncangan meski di kejauhan terlihat langit berwarna abu-abu tua. Saya bisa menikmati bahan bacaan dengan nyaman dan si kecil tidur bersandar di bahu.
Begitu pesawat mendarat, saya tidak serta merta menuju terminal bus damri. Melipir sejenak untuk mengisi perut. Habis itu rembukan sama si kecil soal transportasi yang akan dinaiki. Kebetulan saya dan si kecil sama penasarannya sama kereta bandara, jadi tanpa susah payah kami bersepakat menumpang kereta.
Sky Train
Dari terminal dua menuju stasiun kereta api bandara hanya bisa dicapai dengan menaiki sky train. Karena kami dari terminal dua maka tinggal menuju stasiun sky train yang berada di seberang terminal kedatangan penumpang.
Lobi atau ruang utama stasiun bandara |
Naik...naik...ke lantai dua
Pakai tangga berjalan.
Nah, dari sini saya mulai memperhatikan papan petunjuk supaya tidak salah naik sky train. Sebetulnya tidak apa-apa salah naik sky train kan bisa balik lagi. Kalau bingung, jangan ragu bertanya sama petugas yang ramah dan senang membantu.
Dari petunjuk yang tertera saya harus naik sky train menuju terminal 1. Nanti turun di stasiun kereta bandara. Rupanya letak stasiun berada di antara terminal 1 dan 2. Tidak sampai 5 menit kami sudah tiba di stasiun bandara.
Berbeda dengan sky train yang berada di atas ketinggian, kereta bandara berada di bawah dan berseberangan dengan stasiun sky train. Jalan kaki dulu yuk biar sehat.
Tiket Kereta Bandara
Begitu sampai dimuka stasiun bandara saya sempat bingung dan mencari loket pembelian tiket. Sebenarnya tiket bisa dibeli secara daring melalui aplilasi raillink, tetapi saya belum sempat memasangnya.
Jadwal keberangkatan kereta api |
Dalam hati, saya berharap ada loket atau mesin penjualan tiket manual layaknya membeli tiket kereta commuterline.
Sambil melihat-lihat suasana stasiun, saya malah mendapati jadwal keberangkatan kereta api. Tapi...mana loketnya? Mana mungkin saya bisa naik lereta api tanpa tiket. Eh, ada pak satpam. Mari bertanya saja soal loket tiketnya.
Mesin tiket kereta api bandara |
Ternyata saya diminta menuju bagian dalam stasiun. Oh, rupanya dari tadi saya ada di terasnya. Tidak terasa kayak ruang antara karena memang tidak ada sekat atau penanda yang jelas. Hanya meja tempat bapak satpam tadi yang menjadi penanda.
Ruang Tunggu
Benar saja, tepat di pojok ruang utama terdapat mesin penjual tiket kereta api. Bentuknya tidak sebesar mesin penjual tiket commuterline. Warnanya pun kuning.
Ruang tunggu penumpang kereta |
Pada mesin terdapat layar untuk mengoperasikan pembelian tiket. Lalu ada sebuah mesin EDC guna melakukan pembayaran. Serta sebuah lubang untuk mengeluarkan tiket yang telah dibeli.
Bentuk tiket kereta api bandara |
Mengoperasikan mesinnya mudah sekali. Cukup menekan jumlah penumpang dan stasiun yang akan dituju. Stasiun terdekat adalah stasiun Batu Ceper dan stasiun Manggarai merupakan stasiun paling jauh.
Harga tiketnya tentu beda. Kalau ke stasiun Batu Ceper cukup membayar Rp.35.000 sedangkan ke stasiun Manggarai harus membayar Rp70.000.
Setelah menentukan tujuan dan jumlah penumpang, saya langsung membayar tiket menggunakan mesin EDC. Pembayaran bisa memakai kartu kredit atau debit ya. Tik...tik...setelah itu pembayaran beres dan tiket keluar dengan mulus. Yes.
Ruang Tunggu
Wah, keretanya datang. Tapi, saya tidak bisa langsung naik. Sabar, duduk dulu di ruang tunggu ya..nikmati sebentar sofa hijaunya. Mau men-charge telepon gengam juga bisa.
Susunan bangku di kereta bandara |
Tak kuatir jika baterai habis |
Rupanya walau kereta sudah tiba, para penumpang yang mau naik harus menunggu sampai semua penumpang di kereta turun. Baru setelah itu penumpang naik setelah terlebih dahulu memindai kode yang terdapat di tiket pada mesin yang tersedia.
Fasilitas Kereta Api
Begitu masuk ke dalam gerbong, saya benar-benar dibuat kagum. Gerbongnya bersih dan dingin. Nyaman sekali.
Bentuk susunan bangkunya terbagi dua. Ada yang menghadap ke arah depan dan sebaliknya. Makanya pada bagian tengah gerbong, bangkunya saling berhadapan.
Jarak antar bangkunya lapang. Buat mereka yang memiliki tungkai kaki panjang pasti tidak kerepotan. Bisa selonjoran gitu.
Jarak yang lapang itu tidak perlu dipersempit dengan koper ya. Letakan saja di tempat penyimpanan bagasi dekat pintu.
Kalau tadi di ruang tunggu belum sempat mengisi daya telepon gengam, jangan kuatir karena pada setiap bangku terdapat alat untuk mengisi daya berbentuk USB.
Fasilitas lain yang ada di dalam gerbong adalah toilet. Letaknya di ujung dekat pintu.
Sawah Tengah Kota
Tidak setelah semua penumpang naik, kereta mulai berjalan dengan halus tanpa guncangan.
Pelan-pelan pemandangan berganti. Pilar-pilar dan tembok muncul hilang. Lalu, tiba-tiba berganti dengan hamparan sawah. Si kecil kaget, tidak menyangka kalau akan melihat sawah di kawasan kota. Sayang, musim panen sudah lewat. Jadi tidak bisa menikmati hamparan padi yang menguning. Biar begitu, saya sampai terpana sampai lupa mengabadikannya. Hu...hu...hu.
Setelah itu pemandangan berganti lembali dengan gedung dan rumah. Hingga melewati stasiun Batu Ceper. Kereta api berhenti agak lama di stasiun Duri. Rupanya inilah persimpanvan karena setelah itu kereta seperti berjalan mundur menuju stasiun Manggarai.
Stasiun manggarai, pemberhentian terakhir |
Tidak terasa perjalanan berakhir sudah. Semua penumpang, termasuk saya, turun untuk berganti moda tranaportasi. Jangan lupa membeli tiket commuter line pada mesin tiket yang tersedia sebelum pindah peron ya. Twrnyata naik kereta bandara itu benar-benar menyenangkan, cepat, dan aman.
Nanti pulangnya naik kereta api lagi nggak ya? Sudah pasti naik dong.
Komentar
Kalo kemarin langsung naik bis damri aku ke manggarai mbak . Tak tahu diriku kalo ada kereta api di bandara, kalo gitu mending naik ini aja ya huhu. Next time wajib coba kereta api nya
BalasHapusAslinya saya juga baru tahu kalau kereta bandara sudah sampai manggarai. Niatnya naik sampai kota BNI lalu sambung CL hehehehe.
HapusKeretanya keren Mbak. Selama ke jkt juga belum pernah naik kereta. Semoga nanti bisa cobain hehe
BalasHapusNanti kalau ke jakarta lagi coba naik kereta mbak. Asyik banget.
HapusWah asik ya Mba bisa lamgsung naik kereta. Nanti kalu mudik mau nyoba ah.
BalasHapusIya mbak, mudik pakai kereta hahahaha.
HapusAku mau coba kereta bandara ini juga ah nanti kalau ke Jakarta. Dari dan ke bandara lebih praktis pakai kereta ini. Bebas macet terutama. Fasilitas dan kenyamanan keretanya pun juara.
BalasHapusBenar banget mbak. Lebih nyaman sih. Tapi ada olahraga dikit pas di stasiunnya.
Hapusaku pun suka naik kereta kalau di Jakarta. naik transportasi publik di ibukota rasanya lebih efisien dan tentunya lebih hemat. ooooh sama BEBAS MACET. ehehehe
BalasHapusapalagi sekarang gampang banget naik kereta di Soeta ini.
Jangan lupakan soal murahnya loh. Pakai transportasi umum jadi lebih irit.
HapusAaduhh seru nya, aku dong gak pernah naik kereta. Kasian amat yaakk...mana kereta nya bagus dalam nya bikin betah sih itu
BalasHapuswah saya kalau ke Jakarta juga pengen nyoba kereta bandara sama mrt-nya, mbak. hihi
BalasHapus