- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Ketika mendengar kabar perihal bus Bus Rapid Transport
(BRT), rasa penasaran langsung muncul. Seperti apa rasanya naik transportasi
umum macam transjakarta tapi di Banjarmasin? apakah nyaman, tepat waktu, dan
mahal?
Pertanyaan itu terus berkecamuk sampai hari kamis lalu. Di
hari yang lumayan terik, akhirnya, akhirnya, saya bisa mencoba naik bus BRT
yang lebih akrab disapa tayo. Habis, warnanya biru dan bentuknya kotak. Mirip
sekali dengan tokoh bus di film animasi anak-anak yang tayang di layar kaca.
Bus BRT Banjarkuala (dokumentasi pribadi) |
Keputusan untuk naik tayo sebenarnya sederhana, saya dan
teman-teman berencana menikmati waktu di sebuah mal di Banjarmasin. Teman-teman
sudah lebih dahulu berangkat setelah mengikuti acara di Banjarmasin. Saya tidak
ikutan, jadi menyusul saja dengan bus.
BRT Banjar Bakula
Sekadar informasi, armada bus tayo ini sudah diujicoba sejak
mei 2019. Waktu itu, masyarakat boleh mencoba dengan gratis. Sayang, saya tidak
bisa ikutan mencoba karena berbagai alasan (supaya kelihatan sibuk).
Kabar yang beredar di berbagai media lokal, pemerintah
daerah berencana membangun 6 koridor dengan jalur Kota Banjarmasin, Banjarbaru,
Martapura, Pelaihari, dan Kabupaten Barito Kuala. Saat ini sih baru koridor 1
yaitu Banjarmasin ke Banjarbaru, atau sebaliknya yang beroperasi.
Bus BRT Banjarkuala (dokumentasi pribadi) |
Dan, animo masyarakat sangat besar. Terbukti sejak
dioperasikan secara penuh pada tanggal 22 Mei 2019, bus selalu penuh. Ini, nih,
yang membuat saya semakin penasaran.
Terminal dan halte
Baiklah, karena sama sekali tidak tahu menahu perihal bus tayo,
termasuk terminal dan tempat naik turun penumpang, saya mulai mencari tahu
jalur dan lain sebagainya. Serupa dengan transjakarta, bus tayo hanya menaik
dan turunkan penumpang di tempat yang sudah ditentukan.
Namun untuk mengetahui lokasi menaikkan dan menurunkan
penumpang perlu kejelian. Memang sih ada peta jalur bus yang saya dapat dari
sosial media. Tetapi di lapangan saya tidak mendapati bentuk halte seperti bus
transjakarta.
Tanda pemberhentian bus BRT (foto: detaknewstime.blogspot.com) |
Lalu bagaimana dong?
Rupanya, untuk menandai tempat menaikkan dan menurunkan
penumpang, Pemerintah Kota memang tidak membangun halte. Bangunan permanen
tersebut digantikan oleh plang atau marka jalan berukuran standar bergambar
bus.
Dari arah Banjarmasin menuju Banjarbaru ada 16 titik yang
dilewati bus tayo. Dimulai dari titik 0 kilometer kota Banjarmasin hingga
terminal bus Banjarbaru. Semetara arah sebaliknya, titik pemberhentian
bertambah menjadi 21. Dimulai dari terminal Banjarbaru hingga titik 0 kilometer
Banjarmasin.
Jadwal dan rute bus BRT banjarkuala (dokumen pribadi) |
Tanda seperti ini mirip alias sama persis dengan tanda
tempat pemberhentian untuk bus transjakarta Depok. Kebetulan saya cukup sering
naik bus ini kalau pulang kampung. Langsung deh pesan ojek daring. Meluncurlah
ke terminal bus yang ada di dekat perempatan kota Banjarbaru.
Oh ya, biar pun namanya terminal, tapi tempatnya sepi. Tidak
ada angkot atau antrean bus yang menunggu penumpang. Hanya ada beberapa
kendaraan kecil yang bertugas mengantar dan menjemput para pelajar.
Ketika saya sampai, sebuah bus tayo sudah menunggu. Tidak
ada penumpang di dalamnya. Pintunya tertutup rapat. Beberapa calon penumpang
tampak duduk di bangku terminal. Akhirnya saya ikutan duduk menunggu di situ.
Baca juga : asyiknya-menumpang-travel-ke-bandung
Harga Tiket Murah Meriah
Setelah menunggu sekitar 5 menit, seorang petugas datang
membuka pintu bus untuk mengambil sesuatu. Pak petugas ini langsung menuju
sebuah bangku tunggu dan mengeluarkan setumpuk tiket. Oh, ternyata pembelian
tiket dilakukan langsung ke petugas. Bayarnya tunai ya.
Tiket Bus BRT Banjarkuala (dokumentasi pribadi) |
Harga tiketnya sangat terjangkau. Untuk penumpang umum
dikenai biaya Rp5.000, sedangkan para pelajar cukup membayar Rp2.000 saja.
Murah bangetkan mengingatkan jaraknya jauh, lebih dari 30 km. Saya gembira
banget.
Setelah memegang tiket berwarna biru (juga), saya bersiap
naik ke bus. Sempat sih memotret busnya dan jadi penumpang yang naik duluan.
Yey!!
Kecepatan Terbatas
Satu per satu penumpang naik. Sebentar saja bus sudah penuh.
Beberapa penumpang bahkan berdiri karena kehabisan tempat duduk.
Saya lihat pegangan untuk penumpang yang berdiri cukup
banyak. Tidak cuma pegangan yang menggantung, tetapi ada juga tiang besi di
seberang pintu.
Penumpang berdiri di dekat pintu (dokumentasi pribadi) |
Tepat pukul 17.00 WITA, bus meninggalkan terminal
keberangkatan. Begitu memasuki jalan raya, bus berjalan di lajur kanan dengan
kecepatan yang stabil. Tidak terlalu kencang dan tidak terlalu lambat.
Perkiraan saya kecepatannya 40/50 km per jam.
Buat para penyuka kecepatan tinggi alias ngebut, bakalan
gemes sama kecepatan bus ini. Namun, buat saya malah menyenangkan. Kapan lagi
melihat keadaan di tepi jalan dengan santai tanpa kuatir di klakson kendaraan
yang berada di belakang. Anggap saja lagi mengikuti city tour antar kota.
Baca juga : akhirnya-saya-naik-mrt-eh-ratangga
Sabar Menunggu
Bus akan menepi ke kiri jalan begitu mendekati tempat naik
dan turun penumpang. Sebuah pengumuman menggema, mengingatkan penumpang yang
akan turun agar segera bersiap-siap. Tidak lama kemudian bus berhenti.
Saya mengira tidak ada penumpang yang turun karena tidak ada
penumpang yang bersiap-siap. Ternyata salah, seorang Ibu berjalan dengan santai
dari bangku yang ada di bagian belakang bus.
Penumpang menunggu bus berangkat dari terminal Banjarbaru (dokumentasi pribadi) |
Sama sekali tidak ada ketergesaan. Semua berjalan dengan
seperti adegan lambat alias slow motion.
Bahkan sang Ibu sempat berpamitan pada temannya yang ikut menjadi penumpang. Saya
langsung takjub. Sungguh berbeda sekali dengan
keadaan di bus transjakarta, dimana penumpang harus bersiap-siap dan bergeser
ke depan pintu begitu mendengar pengumuman terdengar.
Oh ya, dari semua titik pemberhentian bus tayo, ada satu
titik dimana bus tidak akan berhenti. Hanya numpang lewat saja, yaitu di titik
pemberhentian terminal pal 17. Terminal besar ini sangat kosong, tidak ada
angkutan atau bus di sana, apalagi penumpang.
Tepat Waktu
Sekitar pukul 18.30 saya sampai ditujuan. Maksudnya halte
bus Hotel Golden Tulip. Dari sini tinggal menyeberang menuju Duta Mal. Dihitung
sejak bus meninggalkan terminal Banjarbaru, saya memerlukan waktu 90 menit.
Memang lebih lama dibanding naik motor, tetapi jauh lebih nyaman dan aman.
Jam keberangkatan bus tayo memang sudah ditentukan. Jumlah
armada yang terbatas menyebabkan bus berangkat setiap 1 jam sekali dari
terminal.
Nah, supaya tidak tertinggal, sudah tentu harus
memperhatikan jadwal dan jam keberangkatan bus. Armada mulai beroperasi pukul
06.30 WITA. Jam keberangkatan terakhir adalah pukul 19.00 WITA. Perhatian! Transportasi
ini hanya beroperasi pada hari senin sampai jumat.
Bus akan berangkat tepat waktu dari terminal keberangkatan.
Jadi kalau mau naik bus, harus sudah sampai di terminal atau halte beberapa
menit sebelumnya. Kalau tidak, ya sabar saja sampai bus berikut datang.
Info terbaru : BRT beroperasi hari sabtu
Info terbaru : BRT beroperasi hari sabtu
Baca juga : 6-langkah-cara-menghadapi-badai
Komentar
Mantul nih
BalasHapusHahaha petualangan seru yang perlu diabadikan mbak
HapusTernyata lebih mahal tarifnya dibandingkan tije ya. Salut untuk supirnya yang mau nunggu penumpang yang turun dengan santuy
BalasHapusMungkin karena armadanya masih terbatas mbak..semoga nanti ada penyesuaian tarif dan armada ditambah.
HapusTernyata lebih mahal tarifnya dibandingkan tije ya. Salut untuk supirnya yang mau nunggu penumpang yang turun dengan santuy
BalasHapusWah ternyata banjar sudah ada BRT.. di balikpapan jg ada tp kynya wkt 2014 disana blm bnyak yg pakai
BalasHapusBalikpapan pasti sudah lebih dulu ada armada seperti ini ya mbak lita. Mudah-mudahan ada terus dan semakin banyak yang pakai.
HapusBalikpapan pasti sudah lebih dulu ada armada seperti ini ya mbak lita. Mudah-mudahan ada terus dan semakin banyak yang pakai.
HapusSenang ya klo ada transportasi umum yg murah dan nyaman seperti ini..
BalasHapusKlo di surabaya ada surabaya bus, bayarnya dgn sampah plastik
Senangnya dobel-dobel mbak. Bisa ke banjarmasin dengan nyaman. Mudah-mudahan nanti bisa seperti surabaya, bisnya cakep banget, bikin pingin naik .
HapusSenangnya dobel-dobel mbak. Bisa ke banjarmasin dengan nyaman. Mudah-mudahan nanti bisa seperti surabaya, bisnya cakep banget, bikin pingin naik .
Hapusaku aku aku! aku pengen cobain ah pas weekend.
BalasHapussebenernya nak transportasi umum itu lebih murah ya kak. kalo fasilitas berbenah dan rutenya makin panjang, gk menutup kemungkinan kalau masyarakat akan beralih dari angkutan pribadi ke angkutan umum
Ayuk nyoba mbak putri. Enak loh. Aman dan nyaman. Tapi lumayan melelahkan kalau berdiri.
HapusAyuk nyoba mbak putri. Enak loh. Aman dan nyaman. Tapi lumayan melelahkan kalau berdiri.
HapusAku waktu itu menunggu ini tp tak kunjung datang, mungkin aku salah jam kali ya. Huhu
BalasHapusJam tayangnya 1 jam sekali mbak. Jadi memang lama nunggunya.
HapusPenasaran bgt mbak Utari aku naik BRT ini. Belum terwujud wkwkw
BalasHapusAyo mbak enny naik tayo. Seru loh.
Hapusrencananya sabtu ini mau ke banjarbaru pakai bis tayo, eh ternyata hanya senin-jumat. terima kasih mbak infonya.
BalasHapusSabtu sekarang ada mbak. Sabtu kemarin saya rencana naik tayo lagi tapi padat banget. Akhirnya batal.
HapusSekarang bus tayo beroperasi di hari sabtu.
BalasHapusEh cuma Senin-Jumat ya? Yah padahal butuhnya weekend 😂 mungkin takut macet kali ya
BalasHapusHari sabtu ada mbak. Peminatnya banyak.
HapusDari awal launching sudah penasaran mau coba tapi entar entar terus, padahal pengen coba sekedar dari terminal ke duta mall haha
BalasHapusWaktu launching saya juga penasaran, tapi mau nyoba batal terus. akhirnya kemarin bisa juga nyoba naik BRT. enak mbak, adem,
HapusWihhh ada transportasi hemat, aman dan nyaman dr bjb ke bjm nih.. kpan kpan mau coba ah
BalasHapussudah ada dong, kan biar nggak kalah sama kota lain. ayo nyoba naik mbak.
Hapusjadi pengen nyoba, bolak-balik pp banjarmasin-banjarbaru hehehe. masih belum kesampean tapi.
BalasHapussekali-kali bolehlah mbak PP pakai tayo. biar merasakan sensasinya.
HapusAku dong baru tau brt pas ngobrol sm mb ruli. Haha. Kudet sekalii. Makin tau byk dr post ini. Thanks looh
BalasHapusTerlambat lebih baik dari pada tidak tau sama sekali mbak. Nantikan jadi penasaran dan mau mencoba naik BRT. iya nggak mbak winda.
Hapuspenasaran ih sama bus tayo ini. pengen ngajak suami dan anak-anak naik ke banjarbaru. tapi halte terdekatnya lumayan jauh sih dari rumah makanya galau
BalasHapusdari rumah pakai ojek mbak, memang jadi keluar modal sih, namun akan terbayar dengan petualangannya.
Hapuskalo aku ke banjarmasin lagi pengen cobain ini mba hehe
BalasHapusaku kok lupa ya banjarbaru itu disebelah mana hehehe
aku dulu explore martapura sendirian, naik angkot , dan waktu pulang dari martapura balik lagi ke banjarmasin naik angkot pula dan bisa ketiduran lho di angkot hahahaha