7 Langkah Melakukan Sadari yang Bisa Dilakukan di Rumah.

Bulan Oktober merupakan bulan Peduli Kanker Payudara se dunia, entah mengapa saya teringat pada teman-teman yang tengah berjuang melawan penyakit ini. Walaupun tidak bisa berada di sisi mereka, saya tetap merasakan semangat teman-teman yang membara.

oktober merupakan bulan peduli kanker payudara
Add caption
Semangat ini pula yang saya dapati dari seorang Ibu. Kami bertemu secara tidak sengaja. Waktu itu, saya sedang mencari pupuk untuk tanaman, sebenarnya bukan rumah beliau yang ingin saya datangi, namun entah bagaimana saya justru sampai di rumah bercat putih itu.

Beberapa ekor sapi berada di dalam kandang di samping rumah. Menandakan sang empu rumah membuat pupuk kandang, seperti kebiasan para peternak lainnya. Ternyata benar. Saya akhirnya bisa mendapatkan beberapa karung pupuk organik.

survivor kanker mendengarkan penjelasan kesehatan
Para survivor kanker di sebuah acara (dokumentasi pribadi)

Sembari menunggu pupuk disiapkan, beliau meminta saya duduk. Perbincangan pun terjalin. Di awali dari soal pupuk hingga penyakit yang tengah diidapnya. Ternyata, Ibu yang pandai membuat tempe ini tengah berjuang melawan kanker payudara.

Stadiumnya masih menengah, namun bukan berarti pengobatannya mudah. Payudara kirinya terpaksa diangkat. Tidak hanya itu, beliau harus menjalani radiasi dan kemoterapi. Berat, tentu saja. Namun, tidak ada kata menyerah dalam kamusnya. Keluarga dan anak-anak adalah sumber kekuatannya untuk terus berjuang.

Apa Itu Kanker Payudara?


Kembali ke rumah dengan beberapa karung pupuk, saya merasa bersyukur telah bertemu beliau. Saya merasa kembali diingatkan pada teman-teman yang tengah berjuang melawan kanker payudara.

Meski pernah berinteraksi dengan teman-teman penyintas kanker, saya akui pengetahuan tentang kanker payudara masih minim. Inilah yang mendorong saya mencari tahu lebih jauh perihal kanker payudara.

Dari informasi yang saya peroleh melalui internet, Kanker payudara atau carcinoma mammae merupakan kanker yang berasal dari kelenjar, saluran, dan jaringan penunjangnya, tidak termasuk kulit payudara. Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang menyerang perempuan, selain kanker rahim.

Apa Faktor Risikonya?


Saya kembali bertanya pada diri sendiri, apa saja sih yang menyebabkan timbulnya kanker payudara?.
Sayangnya, sampai saat ini saya belum mendapatkan jawaban pasti dari pertanyaan tersebut. Namun, ada beberapa faktor yang disinyalir dapat meningkatkan terjadinya kanker payudara, yaitu:

-         1.  Merokok dan terpapar asap rokok (perokok pasif)
-         2.  Pola makan yang buruk (tinggi lemak dan rendah serat, mengandung zat pengawet atau pewarna makanan)
-          3. Mendapat haid pertama pada umur kurang dari 12 tahun
-          4. Menopause setelah umur 50 tahun
-          5. Melahirkan anak pertama sesudah umur 35 tahun
-          6. Tidak pernah menyusui anak
-          7. Pernah mengalami operasi pada payudara yang disebabkan oleh kelainan tumor jinak atau tumor ganas
-          8. Di antara anggota keluarga ada yang menderita kanker payudara.

Seperti apa Gejalanya?


Ternyata untuk mengetahui apakah seseorang terkena kanker payudara bisa diketahui dari gejala yang ditimbulkan, seperti:

-         1.  Timbulnya benjolan di payudara.
-          2. Keluarnya cairan berdarah dari puting.
-          3. Perubahan bentuk atau tekstur puting atau payudara.

Sayangnya, ada kalanya gejala tersebut tidak nampak pada seseorang. Tetapi cobalah perhatikan baik-baik kondisi payudara dan segera memeriksakan diri jika mengalami hal-hal berikut:

-         a.  Ada benjolan di payudara.
-          b. Puting payudara terlihat sungsang.
-          c. Ada rembesan dari puting.
-          e. Timbul rasa tidak nyaman.
-          5. Kemerahan atau pembengkakan di kelenjar getah bening.

Apabila salah satu gejala atau tanda-tanda tersebut terlihat, saya menyarankan untuk segera memeriksakan diri. Data dari Kementrian Kesehatan RI menyebutkan bahwa angka penderita kanker payudara sebanyak 42,1 per 100.000 penduduk dengan rata-rata kematian mencapai 17 per 100.000 penduduk.

Hanya 40% dari data tersebut yang berhasil diketahui atau didiagnosis saat stadium awal. Persentasenya bisa naik apabila para perempuan mau melakukan deteksi dini.

SADARI


Deteksi dini? Ah, saya ingat seorang teman pernah berbicara soal ini. Waktu itu saya sudah berencana untuk mengikuti kegiatan deteksi dini kanker payudara di sebuah lembaga yang berada di Jakarta Selatan. Tetapi, tidak jadi karena urusan pekerjaan. Setelah itu saya benar-benar lupa akan hal ini.

Pertemuan dengan Ibu pemilik peternakan sapi, seperti mengingatkan saya untuk segera melakukan deteksi dini. Rupanya, semesta sangat mendukung. Tiba-tiba saya mendapat pesan bahwa akan diadakan pemeriksaan kesehatan, termasuk pemeriksaan IVA dan SADARI.

Tanpa banyak pertimbangan, saya langsung mendaftarkan diri sebagai peserta di acara yang digelar untuk memperingati hari keluarga. Ada rasa lega, sekaligus cemas.


menunggu antrean pemeriksaan kesehatan
Menunggu antrean pemeriksaan SADARI (dokumentasi pribadi)


Pada hari yang telah ditetapkan, saya segera menuju ke tempat pemeriksaan di kantor DPRD Kota Banjarbaru. Sekitar jam 10.00 WITA saya tiba dan sudah banyak ibu-ibu yang datang.

Langsung mengurus pendaftaran ulang serta melakukan pemeriksaan kesehatan. Baru setelah itu menunggu di depan kamar pemeriksaan untuk melakukan SADARI. Oh, ya, SADARI merupakan singkatan dari periksa payudara sendiri.

Mengapa dan kapan harus dilakukan SADARI


Selama menunggu, saya berusaha membuang semua rasa cemas. Saya  hanya manusia biasa yang memiliki rasa takut. Bagaimana jika hasilnya buruk? Apa yang harus saya lakukan? Dan masih banyak pertanyaan lain yang berputar-putar di benak.

Hm, tarik napas dulu. Saya harus ingatkan diri kembali untuk berserah pada pemilik hidup. Bukankah saya sudah bertekad untuk mencari tahu soal kesehatan diri. Apa pun hasilnya, saya harus siap. Pelan-pelan rasa tegang mencair.

Nama saya dipanggil, kini saatnya memeriksakan diri. Ternyata di dalam kamar ada seorang petugas medis perempuan. Padanya saya bertanya seputar pemeriksaan hari ini. Mengapa dan bagaimana melakukan SADARI.

Dengan ramah, petugas tersebut menjawab pertanyaan saya. Menurutnya, SADARI penting dilakukan karena kita lebih tahu atau mengenal diri kita sendiri, apabila terjadi perubahan, kita akan mengetahuinya sejak awal.

brosur cara melakukan sadari di rumah
Petunjuk melakukan SADARI di rumah (dokumentasi pribadi)

Melakukan SADARI pun tidak perlu waktu atau tempat khusus. Saya cukup melakukannya sebulan sekali setelah selesai haid. Tempatnya bisa di kamar tidur atau kamar mandi. Tidak ada peralatan khusus sebab hanya membutuhkan jari tangan dan cermin.

Oktober Dan Pita Pink


Proses pemeriksaan dan belajar SADARI berjalan dengan baik. Saya bersyukur hasilnya baik, rasa cemas pun hilang seketika. Begitu akan meninggalkan kamar periksa, saya diberi sebuah pita berwarna pink yang ditekuk. Inilah simbol kepedulian terhadap penderita kanker payudara.

pita merah jambu untuk kanker payudara
Pinta merah jambu merupakan simbol untuk kanker payudara (dokumentasi pribadi)

Adalah The Susan G. Komen Breast Cancer Foundation di Amerika Serikat yang pertama kali mencetuskan simbol ini pada tahun 1991.

Selain pita berwarna pink, bulan Oktober dinobatkan sebagai bulan peduli kanker payudara sedunia. Untuk meningkatkan kepedulian para perempuan, Blogger Perempuan dan Wacoal memberikan dukungan dengan cara yang berbeda.

wacoal dan kanker payudara
Wacoal dan bulan peduli kanker payudara (dokumentasi pribadi)

Sebagai sebuah merek pakaian dalam kenamaan dari Jepang, Wacoal ikut mendukung bulan kanker payudara dengan menyediakan kotak donasi di toko Wacoal.

Jadi, apabila teman-teman tengah berbelanja atau menikmati waktu luang dengan berjalan-jalan di pusat perbelanjaan, sempatkan untuk mampir di toko Wacoal dan berbagi dengan teman-teman yang tengah berjuang atau menjadi penyintas kanker payudara. Sekecil apa pun dukungan yang diberikan, akan berarti bagi teman-teman kita.

Penulis di salah satu toko wacoal (dokumentasi pribadi)


Kalau pun tidak mendapati toko Wacoal, dukungan masih bisa ditunjukkan dengan membuat tulisan. Sebagai anggota Blogger Perempuan, saya sangat gembira bisa berpartisipasi di kegiatan ini. Semoga apa yang saya ceritakan dapat mendorong lebih banyak perempuan untuk peduli dan melakukan SADARI. “Breast Cancer Blogger Perempuan Movement, in Collaboration with Wacoal”.


Nb : Tulisan ini dibuat berkaitan dengan kegiatan bulan peduli kanker payudara.

Komentar

  1. Aku serem bgt mbak setiap kali denger orang terkena kanker. Juga kanker payudara ini. Apalagi gaya hidup berpengaruh banget ya. Semoga kita dijauhkan .Tapi bener. .tindakan sadari sedini mungkin perlu banget

    BalasHapus
    Balasan
    1. amin. semoga kita bisa terhindar dari hal ini. terima kasih sudah berkunjung mbak enny.

      Hapus
  2. Jadi ingat beberapa kenalan yang juga breast cancer survivor, emang harus banget kita SADARI sedari dini si kanker payudara ini.
    Terima kasih untuk sharing ya mbak, semoga kesadaran untuk sadari ini semakin tinggi

    BalasHapus
    Balasan
    1. sama-sama, tulisan ini juga buat pengingat diri saya juga supaya peduli terhadap kesehatan diri sendiri.

      Hapus
  3. Waktu masuk sekolah perawat, ini paling dijelasin diawal sih karena memang membantu banget.

    BalasHapus
    Balasan
    1. wah mantap, tinggal menyebarluaskan saja ya. oh jangan lupa melakukan sadari di rumah mbak.

      Hapus
  4. kanker payudara ini memang ngeri ya. memang informasi tentang SADARI ini harusnya lebih banyak disebar biar kaum wanita lebih aware akan kesehatan payudaranya

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak antung, apalagi obatnya belum bisa ditemukan. amin, semoga semakin banyak wanita yang sadar dan lebih peduli pada kesehatannya.

      Hapus
  5. Aku bacanya pun jadi deg-degan mbak. Info yang disharing jelas sangat bermanfaat. Jadi nginget dulu tu aku haid pertama kali di usia berapa. Kalo menopause mungkin 10 tahun lagi ya..Entahlah hehe. Kadang bingung juga, kok yang sudah menopause malah rentan terkena kanker payudara.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya mbak, kenapa setelah menopause jadi lebih rentan. apa mungkin pengaruh hormonal? mudah-mudahan kita tetap sehat ya mbak.

      Hapus

Posting Komentar

Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.