- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebenarnya sudah agak lama ikut pelatihan pembuatan kain
sasirangan warna alam. Tetapi, selalu teringat akan cara pembuatannya. Apalagi
di grup WA selalu mondar-mandir kain buatan teman-teman.
Sekarang mari kita main air. Kainnya sudah beres dalam arti sudah dijelujur ya. Selanjutnya kain dimasukkan dalam pewarna alam. Kucek-kucek supaya seluruh permukaan kain terkena pewarna.
Oh ya, saya sempat membuat video cara pembuatan kain sasirangan di asyiknya bikin video
.
Sesungguhnya hati terpanggil untuk membuatnya, namun saya
harus sadar diri, wong pekerjaan saja masih numpuk, kok nekat mengolah kain.
Nanti malah tidak bisa tidur.
Materi pembuatan kain sasirangan warna alam |
Dipikir-pikir, sayang juga ilmunya. Apalagi kalau hanya
disimpan sendiri saja. Jauh lebih baik berbagi dengan banyak orang. Siapa tahu
ada yang berminat untuk membuat kain sasirangan dengan pewarna alam.
Oh ya, sebelumnya saya sudah pernah ikutan pelatihan
pembuatan kain sasirangan dengan pewarna sintetis. Proses pembuatan kain keduanya sama, beda
di pewarnaan saja.
Silahkan membaca Sasirangan dari Kalimantan Selatan
Silahkan membaca Sasirangan dari Kalimantan Selatan
Proses Pembuatan Kain Sasirangan Warna Alam
Baiklah mari kita lanjutkan tentang membuat kain sasirangan
dengan warna alam. Agak mengulik sedikit sejarah nih, dahulu kala nenek moyang
kita membuat kain dengan menggunakan warna alam. Bahan alaminya berasal dari
biji, buah, daun, kulit, dan umbi tanaman yang tumbuh liar di hutan.
Saat ini bahan-bahan alami yang biasa dipakai untuk mewarnai
kain adalah pasta indigo, serbuk kayu ulin, bubuk kunyit, mahoni, tegeran,
tingi, jalawe, dan bixa. Untuk mendapatkannya kita tidak perlu keluar masuk
hutan, sudah ada yang menjual bahannya di pasar.
Bahan pewarna alam yang dipakai untuk kain sasirangan warna alam |
Bahan pewarna alam yang dipakai untuk kain sasirangan alam |
Kain ada, bahan pewarna alam pun ada. Lalu kenapa kain
sasirangan yang dibuat dari pewarna alam hanya sedikit sekali di pasar?
Sayang perkembangan membuat kain yang dibuat pewarna alam
seperti tergerus. Kalah sama kain sasirangan dengan pewarna sintetis. Memang sih,
kain dengan pewarna sintetis memiliki warna yang beragam dan warna yang
dihasilkan lebih terang.
Beruntung, saat ini kesadaran untuk menghormati dan
menghargai bumi pertiwi mulai tumbuh. Kehadiran kain berwarna biru indigo patut
disyukuri karena seperti membuka jalan yang sempat tertutup ilalang. Kini kain dengan
pewarna alam pun semakin dilirik dan diminati
Belajar dari pelatihan kemarin, untuk membuat kain
sasirangan dengan pewarna alam, ada tiga cara proses pewarnaan yang bisa
dipilih.
1.
Proses langsung.
Menurut saya cara ini paling mudah karena
bahan pewarna alam yang digunakan dibuat dengan cara ditumbuk atau diblender. Airnya
direbus lalu dipakai untuk mewarnai kain. Pewarnaan dengan cara ini
mlenghasilkan warna tipis tidak pekat.
2.
Proses fermentasi
Sesuai namanya, proses fermentasi dilakukan
dengan cara melakukan perendaman atau pembusukan daun atau kayu dalam air
disertai proses-proses tertentu. Nah, indigofera merupakan bahan yang dipakai.
Pewarna ini berwarna biru.
Pewarna ini berwarna biru.
3.
Proses ekstraksi
Ekstraksi berarti mengekstraksi yang didapat
dengan cara merebus bahan yang akan dijadikan pewarna. Setelah warna didapat
barulah kain dicelupkan ke dalam cairan pewarna.
Cara membuat kain sasirangan warna alam
Ok, setelah mengetahui cara membuat pewarna alami untuk kain
sasirangan, mari masuk ke tahap selanjutnya. Tahap ini diperlukan untuk membuat
kain sasirangan ya.
1.
Proses mordanting
Jauh sebelum bisa memberi warna pada kain,
bahan baku alias kain yang telah dipotong harus mendapat perlakukan khusus dulu.
Sederhana sih, hanya merendam kain dalam larutan sabun netral. Tujuannya untuk
menghilangkan kanji atau lapisan kain agar pori-porinya terbuka.
Rendam kain sambil diremas-remas dengan
penuh kasih sayang. Pastikan lho, semua permukaan kain benar-benar basah kuyup.
Jangan ragu mengucek kainnya, miriplah seperti mencuci baju.
Jika semua permukaan sudah benar-benar
terkena sabun, barulah diperas dan ditiriskan. Boleh kok diangin-anginkan, tapi
jangan sampai kering, takut berubah jadi kerupuk.
2.
Pengunci warna
Karena pewarna yang digunakan berasal alam,
tentu warnanya tidak sekuat pewarna sintetis. Nah, agar warna alam melekat
dengan baik diperlukan tahap penguncian warna atau istilah kerennya fiksasi.
Mencelup kain |
Ada tiga bahan yang digunakan untuk fiksasi
yaitu tunjung, tawas, dan kapur. Masing-masing
bahan dilarutkan lalu biarkan mengendap. Larutan berwarna bening yang akan
dipakai untuk fiksasi. Penguncian warna baru digunakan setelah kain diberi pola
dan diwarnai.
3.
Pola desain
Yuk, mari menggambar. Bisa menggunakan pola
atau menggambar bebas di atas permukaan kain. Polanya dapat berasal dari motif
yang sudah baku, atau membuat motif sendiri.
4.
Jelujur jur
Setelah kain selesai digambar, saatnya
menggunakan kekuatan jarum dan benang. Maksudnya kita akan menjelujur kain ya.
Karena nantinya benang ditarik, jadi gunakan benang yang kuat (benang no. 8).
Kalau pakai benang jahit, sebaiknya benang didobel, triple juga boleh kok yang
penting benangnya jadi kuat.
Menjelujur kain |
Ukuran jarak jelujur diusahakan jaraknya
sama ya. Kalau beda-beda, nanti gambarnya tidak cantik. Pastikan semua gambar
dijelujur ya, kalau sudah tinggal ditarik benangnya atau disisit. Hati-hati
jangan sampai benangnya lepas. Ujung-ujung benang diikat kuat-kuat agar
jelujuran tidak terlepas.
Penjelujuran harus dilakukan hati-hati |
5.
Mencelup kain
Sekarang mari kita main air. Kainnya sudah beres dalam arti sudah dijelujur ya. Selanjutnya kain dimasukkan dalam pewarna alam. Kucek-kucek supaya seluruh permukaan kain terkena pewarna.
Proses mewarnai kain |
Setelah itu masukkan ke dalam larutan
fiksasi. Kucek-kucek lagi supaya semua permukaan kain terkena larutan fiksasi. Baru
deh dibilas dan dicuci. Proses pewarnaan bisa dilakukan beberapa kali agar
warnanya makin kuat. Kain bisa diangin-anginkan deh sampai kering. Setelah itu
jelujuran sudah bisa dilepas. Lakukan dengan hati-hati biar kain tidak rusak. Jadilah
kain sasirangan pewarna alamnya.
Motif Tradisional Kain Sasirangan
Saat ini motif kain sasirangan semakin berkembang. Jujur saja
saya semakin senang melihatnya. Habis cakep-cakep sih. Warnanya pun ada yang
lembut, tidak melulu cetar membahana lagi.
Kain sasirangan pewarna alam karyaku |
Namun, meski pun motif kain sasirangan semakin beragam,
tidak berarti motif tradisional dilupakan ya. Tidak menutup kemungkinan
menggabungkan motif tradisional dengan motif modern. Motif tradisional ini
sudah dipatenkan ke Dirjen HAKI Departemen Hukum dan HAM RI. Beberapa motif
sasirangannya adalah:
Iris Pudak
Kembang Kacang
Bayam Raja
Kulat Kurikit
Ombak Sinapur Karang
Bintang Bahambur
Naga Balimbur
Jajumputan
Turun Dayang
Kembang Tampuk Manggis
Daun Jaruju
Kangkung Kaombakan
Bagaiamana? Cukup jelas nggak cara pembuatan kain sasirangan
dengan pewarna alam? Tertarik membuatnya? Ayo mari membuat kain sasirangan.
Oh ya, saya sempat membuat video cara pembuatan kain sasirangan di asyiknya bikin video
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Repot banget ternyata untuk sehelei kain sasirangan dengan pewarna alam ini mbak
BalasHapusseperti itulah mbak lantana, namun hasilnya beda dengan kain yang dibuat pakai pewarna sintetis. warnanya lebih lembut.
HapusLuuucuuu mbak.. hihi pakai kunyit, kulit rambutan sama kayu secang... dulu pernah coba tapi pakai bahan kimia dan itu shibori. seneng sih cuman gak nahan bau bahan kimianya. sempat beli dan nyoba di rumah eh pas buang limbahnya itu tajem banget baunya. mungkin kalau pakai bahan alami gak sekenceng itu ya baunya.
BalasHapuspewarna sintetis memang berbau nggak enak ya mbak rike, sebaiknya pakai masker biar nggak terlalu nyesek. coba bikin shibori lagi pakai pewarna alam mbak. pasti cantik.
HapusDitempat saya susah mendapatkan bahan kainnya serta Tunjung untuk fiksasi g ada yg jual.cari d online shop daerah Kalsel juga ga ada
BalasHapussangat bagus!!
BalasHapus