- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Keluarga durian dari Kalimantan |
Hai, hai.
Beberapa waktu lalu saya pernah membuat tulisan tentang cakepapakin. Yup, camilan lembut berwarna kuning itu memang dibuat dari daging buah
papakin, tentu ditambah terigu dan telur ya.
Nah, selain papakin, masih ada
lahung atau layung dan marawin. Mereka merupakan keluarga durian yang berasal
dari Kalimantan.
Papakin, marawin, dan lahung dari kalimantan |
Keluarga durian ini bisa dikatakan unik dan langka lho. Penyebabnya,
mereka sangat jarang ditemukan di pasar.
Dari ketiganya, papakin terbilang bisa dijumpai setiap
tahun. Sedangkan lahung dan marawin baru bisa ditemukan setiap 2 tahun sekali.
Itu pun masih dengan catatan, cuaca mendukung. Kalau cuaca
tidak bersahabat, pupus sudah harapan menikmati kelezatan lahung dan marawin.
Ini dia bagian dalam buah marawin |
Perjuangan mendapatkan lahung dan marawin semakin besar
karena jumlahnya tidak sebanyak durian. Jadi tidak heran kalau harga marawin
dan lahung lebih mahal dibanding papakin.
Jadi, saya termasuk beruntung bisa mendapatkan ketiganya
dalam satu waktu. Itu pun setelah mencari dan bertanya pada penjaja durian. Mengapa?
Ya itu tadi, jumlahnya sedikit. Jadi tidak semua penjaja durian bisa
mendapatkan lahung dan marawin.
Lantas apa sih perbedaan papakin, lahung, dan marawin dengan
durian. Baiklah, saya akan menceritakannya satu per satu, sesuai pengetahuan
saya ya.
Papakin
Saat ini masih banyak penjaja buah papakin di tepi jalan.
Gampang sekali mengenali buah ini karena kulit buahnya berwarna kuning. Jika
belum masak, kulit buahnya berwarna hijau. Durinya lebih pendek dan jaraknya
tidak terlalu rapat.
Buah papakin dengan daging buah berwarna oranye |
Meski berduri, kulitnya tidak setajam duri buah durian. Bahkan
cenderung agak lunak ketika ditekan. Walau demikian tetap harus hati-hati agar
tidak tertusuk.
Ukuran buah papakin tidak terlalu besar. Begitu juga dengan
baunya, tidak setajam buah durian. Bau baru tercium ketika berdiri di dekat
tumpukan buahnya.
Untuk menarik minat para pembeli, penjual pasti membuka
beberapa buah papakin. Warna oranye terlihat menggoda sekali. Warna inilah yang
membuat saya membeli buah papakin. Cakep.
Warnanya yang cerah sangat menarik perhatian |
Ketika dipegang, buahnya terasa lebih padat dan keras. Tidak
perlu kuatir daging buah menempel ditangan karena buahnya seperti terlapis
begitu.
Buah ini memiliki rasa manis yang pas. Tanpa tercium bau
durian yang kuat. Cocok untuk mereka yang pertama kali mencoba makan durian. Atau
mereka yang suka durian tapi tidak suka baunya yang menyengat.
Lahung
Lahung atau dikenal dengan layung sama berdurinya dengan
durian. Tapi warnanya kulitnya sungguh berbeda dengan durian lho. Kulitnya berwarna
merah.
Buah lahung berkulit merah |
Durinya cukup panjang
dan runcing. Jarak antar durinya terbilang rapat. Perlu kehati-hatian saat
memegangnya agar tidak tertusuk duri.
Perihal duri ternyata cukup merepotkan juga ya waktu
membukanya. Padahal sebelumnya sudah meminta penjajanya untuk membelah setiap
ruasnya. Tetap saja perlu teknik khusus untuk membuka kulitnya. Agar tidak
tertusuk, saya sampai melapisi kulit dengan lap bersih.
Begitu dibuka, tampaklah daging buah yang berwarna kuning
pucat. Dagingnya tidak terlalu tebal. Teksturnya mirip sekali dengan durian. Tidak
heran kalau daging buahnya menempel ketika dipegang.
Nah, si lahung ini baunya sudah mendekati durian. Aromanya langsung
menyeruak meski tidak setajam durian. Ketika dicicipi, daging buahnya terasa
lembut dan manis. Enak juga.
Marawin
Nah, kata penjajanya, buah ini jauh lebih enak dari durian. Wah,
agak nggak percaya melihat ukurannya yang imut itu.
Marawin, rasa dan harumnya serupa durian |
Dibandingkan papakin dan lahung, bentuk marawin sangat mendekati
durian. Bedanya warna kulitnyanya hijau dengan duri agak panjang dan tajam.
Ternyata, soal rasa, saya harus sependapat dengan sang
penjaja. Rasa buah marawin enak.
Daging buah yang berwarna kekuningan itu manis dan lembut. Daging buahnya pun lumayan tebal lho. Baunya juga harum.
Menurut saya, rasanya lebih legit dibanding durian. Manisnya pas. Pantas saja si penjual memuji-muji marawin. Saya setuju banget pak.
Meski ukurannya kecil, harganya lebih mahal dibandingkan
durian. Untuk ukuran yang sama, sebuah durian bisa didapat dengan membayar Rp
10.000, sedangkan untuk marawin Rp 25.000.
Mahalnya harga marawin disebabkan masih belum ada yang bisa
membudidayakan. Buah yang dijual masih diperoleh dari hutan. Terbayang dong
perjuangan untuk mendapatkan buah ini. Tidak heran kalau harganya berbeda.
Meski ketiganya berbeda, ada satu kesamaan untuk mengetahui
tingkat kematangan buahnya cukup dengan mencium baunya. Jika bau harum
menyeruak, pertanda buah sudah matang. Sebaliknya, tidak ada bau berarti buah
belum matang.
Baca juga :
Komentar
Waduh, jadi penasaran. Tapi gimana caranya dapat ketiga buah ini ya, secara saya kecil sekali kemungkinannya untuk main ke Kalimantan. Saya selalu tertarik dengan buah eksotis, Kak. Tapi cara mendapatkannya PR banget ya.
BalasHapusayo mbak main ke kalimantan. pas musim buah ini kemungkinan besar bisa nyobain. tiap daerah pasti punya buah eksotik, saya juga penasaran dengan buah eksotik daerah lain.
Hapus