- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebagai perantau, saya suka rindu sama makanan atau jajanan
ditempat tinggal dulu. Mi ayam, siomay, ketoprak, soto mi, dan batagor selalu
menari dalam ingatan. Kadang suka ke bawa mimpi, saking kepinginnya. Begitulah
kalau lagi rindu kampung halaman.
Rasa kangen paling kuat melanda ketika ingat sama semangkuk
mi ayam. Entah kenapa bayangan mi plus potongan ayam berwarna kecokelatan,
potongan sawi hijau, lalu kuah yang sedikit berminyak itu mampu membuat saya
kalang kabut. Sedihnya, untuk menuntaskan keinginan itu perlu waktu lama. Harus
menunggu saat pulang kampung buat menikmati semangkuk mi ayam pengobat rindu.
Sejatinya semua makanan dan jajanan di atas itu sama level
kenangannya. Namun siomay dan batagor bisa saya dapatkan di sini, meski rasanya
tak persis sama. Kalau ketoprak dan soto mi memang tidak terlalu ekstrim
mengikat ingatan, sebab saya tahu diri, mana ada yang jualan ketoprak dan soto
mi di Banjar hehehehe.
Mi ayam kampung buatanku |
Nah, kembali ke mi ayam yang saya rindukan, membuat saya
menjelajahi kota ini. Buat apa coba? Sudah pasti mencari mi ayam dong. Ada sih
penjual bakso yang menyediakan mi ayam. Tetapi, sayangnya, mi ayamnya jauh dari
kemauan saya.
Hadeuh, ternyata mewujudkan impian itu tidak mudah. Butuh
usaha dan kerja keras. Ini baru mimpi soal mi ayam, gimana kalau mimpi soal
punya usaha atau kendaraan keluaran terbaru ya, pasti harus banting tulang
supaya mimpi menjadi kenyataan.
Baca juga : Cake papakin
Baca juga : Cake papakin
Beda tempat, beda mi-nya
Dari perjalanan dalam rangka berburu mi ayam, saya akhirnya
tahu ada perbedaan mendasar dari mi ayam kampung dambaan saya dengan mi ayam di
sini yaitu mi. Yup, si bahan utama ini memegang peranan penting. Saya terbiasa
menikmati mi ayam kampung dengan mi yang dibuat sendiri. Mi berwarna putih dan
disimpan dengan cara digulung. Biasanya disimpan dikotak paling atas gerobak
penjaja mi ayam keliling.
Baca juga : Sapala, make over kue tradisional banjar
Baca juga : Sapala, make over kue tradisional banjar
Mi akan diurai sesaat sebelum dimasukkan ke dalam panci berisi
air panas. Setelah itu, si abang penjual segera membubuhi bumbu pada mangkuk.
Lalu dengan sigap menyambar sumpit panjang serta saringan. Dengan cekatan ia
akan mengaduk mi dalam panci. Putar-putar sebentar, mi akan diangkat dengan
saringan dan dipindahkan ke mangkuk. Secepat kedatangannya, secepat itu juga si
abang mengaduk mi dengan bumbu. Barulah bahan lainnya diletakkan. Diawali
dengan potongan sawi hijau, potongan daging ayam, dan pangsit goreng. Saus
berwarna merah oranye menjadi pamungkasnya.
Alat pembuat mi dan pasta |
Berbeda dengan mi ayam di sini. Mi yang digunakan berwarna
kuning. Kadang ada pedagang yang menggunakan mi telur, ada juga yang memakai mi
kuning lainnya. Ada satu lagi mi yang dipakai yaitu mi merah. Kalau yang ini
sudah pasti mi ayamnya mengalami adaptasi karena mi merah alias mi bancir
merupakan bahan makanan khas Banjar.
Bikin mi itu perlu kerjasama lho
Capek juga ya muter sana-sini tapi tidak berhasil
mendapatkan apa yang diinginkan, akhirnya saya memutuskan mencoba membuat mi
ayam sendiri. Pilihan ini kerap dilakukan para perantau kala rindu pada masakan
daerahnya. Untungnya saya sudah punya alat penggiling mi. Selama ini alat
penggiling ini hanya tersimpan di lemari.
Baca juga : Perkedel tahu
Baca juga : Perkedel tahu
Alat sudah ada, tinggal mencari resep mi ayamnya. Waktunya berselancar
di dunia maya. Dari berbagai situs makanan yang dibuka, akhirnya dipilihlah
satu resep dari grup Langsung Enak. Bahannya hanya tepung terigu, telur, tepung
tapioka, garam, dan air. Caranya pun hanya diaduk jadi satu.
Tepung terigu protein tinggi dan telur untuk membuat mi. |
Yah, adonannya belum kalis. Alias masih banyak yang
berlubang-lubang dan belum menyatu. Untung miswa segera turun tangan. Proses menggiling
jilid 1 berjalan lancar. Istirahat sejenak, lanjut lagi hingga akhirnya 250
gram adonan pun berubah menjadi mi. Hore!. Berkat kerjasama akhirnya kami
berhasil membuat mi. Perlu dirayain nih hehehe.
Mi ayam pengobat rindu
Mi sudah jadi, tugas selanjutnya masih menanti. Apalagi kalau
bukan memasak mi ayam. Tanpa menunggu lama, segera saya merebus air. Begitu
mendidih, segera masukkan daun sawi. Tidak perlu lama ya, supaya sawi tidak
terlalu lunak. Habis itu baru deh merebus mi. Tidak sampai 5 menit, mi sudah
matang. Langsung angkat dan pindahkan ke mangkuk. Kasih sawi dan ayam. Oke, mi
ayam pengobat rindu sudah siap.
Ini dia resep dan cara membuat mi rumahannya.
Mi buatan sendiri |
Mi
Bahan:
250 gram tepung terigu protein tinggi
50 gram tepung tapioka
2 butir telur ayam, dikocok lepas
1 sdt garam
50 ml air
Cara membuat:
1.
Campur tepung terigu, tepung tapioka, garam, dan
telur hingga berbentuk seperti pasir (bergerindil). Tuang air lalu uleni hingga
adonan menyatu dan padat. Tekstur adonan keras. Diamkan selama 30 menit.
2.
Bagi dua adonan agar memudahkan proses
menggiling. Giling adonan berulang kali hingga adonan kalis dan halus. Saya memulainya
dari nomor 1 lalu secara bertahap ukurannya diperkecil. Jangan lupa untuk
menaburi tepung terigu agar adonan tidak lengket.
3.
Setelah adonan kalis dan tipis, barulah adonan
digiling dibagian untuk membuat mi. Mi yang sudah jadi taburi kembali dengan
tepung. Lakukan sampai adonan habis.
4.
Penyajian: rebus mi di air mendidih yang diberi
sedikit minyak selama 3 menit. Aduk-aduk dengan sumpit. Setelah itu angkat dan
tiriskan. Tuang ke mangkuk dan beri minyak wijen, minyak ayam, dan air tumisan
ayam. Beri sayuran dan ayam. Sajikan.
Ayam tumis
Bahan:
200 gram daging ayam tanpa tulang, dipotong kecil
8 buah bawang merah
2 siung bawang putih
1 cm jahe
1 cm lengkuas
1 buah cabai merah, dicuci bersih
3 butir kemiri
1/2 sdt ketumbar
1/4 sdt jinten
1/2 sdt merica
1 batang serai, dicuci bersih
2 lembar daun salam. dicuci bersih
3 sdm kecap
1 sdm saus tiram
2 gelas air
Cara membuat:
1. Haluskan bawang merah, bawang putih, jahe, cabai, kemiri, ketumbar, jinten, dan merica.
2. Tumis bumbu halus sampai harum, masukkan lengkuas, daun salam, kecap, saus tiram, daging ayam. Aduk-aduk hingga ayam terkena bumbu. Beri air. Masak sampai ayam matang. Cek rasa. Matikan api. Siap untuk dipakai.
Tip:
1. Jika tidak mempunyai mesin penggiling pasta dan mi, adonan bisa ditipiskan dengan cara digiling dengan alat penggiling atau botol. Setelah itu diiris tipis dengan pisau.
2. Mi yang dibuat bisa disimpan dilemari pendingin setelah dimasukkan ke dalam wadah kedap udara atau dibungkus plastik.
3. Agar mi tidak menyatu, baluri mi dengan tepung. Pastikan seluruh permukaan mi terkena tepung.
4. Jangan merebus mi terlalu lama karena mi akan lunak dan air perebus menjadi kental.
Usaha membuat mi yang melelahkan itu terbayar ketika
keluarga gembira. Mereka bilang, mi ayamnya enak. Tuntas sudah rindu ini pada
mi ayam.
Komentar
Your style is very unique in comparison to other folks I've read stuff from.
BalasHapusThanks for posting when you've got the opportunity, Guess
I will just book mark this web site.
mie ayam memang enak top markotop, tapi klo saya makan mie ayam di warung suka auto minggirin sayuran hehehe
BalasHapusWah sy penukmat mie ayam banget nih mbak.. Kynya mantebbb bgt tuh ada resepnya jg. Bs dicoba nie...apalagi kl banyak sawinya aku sk banget 😋😋😍
BalasHapusLebih terjamin kebersihannya ya Mba
BalasHapusLebih terjamin kebersihannya ya Mba
BalasHapus