- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Sebagai seorang narablog, saya senang jika tulisan
dibaca dan diapresiasi dengan baik oleh pembaca. Bersyukur selama ini komentar yang saya
dapat baik-baik saja. Walaupun saya sengaja memoderasi komentar yang masuk, tujuannya supaya tidak ada komentar yang berbau sara dan politik plus menyusupkan link dengan sengaja. Bisa dikatakan kegiatan menulis di blog berlangsung
dengan lancar, tidak ada halangan.
Hingga suatu ketika, seseorang bernama Hendra Suhendra
melontarkan kritik pada tulisan yang saya unggah 9 Januari 2019. Sebenarnya
tulisan ini berkisah tentang Museum Lambung Mangkurat, salah satu tempat wisata
edukasi di kota Banjarbaru. Sebuah kursi emas menjadi fokus utama hingga saya
sengaja memberi judul “Melihat Kursi emas di Museum Lambung Mangkurat.” Disana
saya juga mengulas koleksi lainnya, seperti rumah adat Banjar dan upacara
tradisi suku Banjar.
Rupanya tulisan ini mengundang kritikan. “Saya penasaran
sama rumah cicak burung. Macam mana itu? sedikit masukan, sebaiknya disertai
gambar pendukung,” demikian tulis Hendra Suhendra. Ketika mengetahui hal itu,
saya sungguh terkejut karena baru pertama kali mengalaminya. Sebenarnya saya
bisa saja menghapus komentar yang masuk, tetapi saya memilih menampilkannya disertai
ucapan terima kasih. Saya senang sebab Mas Hendra sudah mengungkapkan kekurangan saya sebagai manusia. Biar bagaimanapun blogger juga manusia, layaknya penyanyi rock yang manusia jua.
kembali ke soal kritik tadi. Sesungguhnya, kritik dapat diartikan secara bebas oleh
setiap orang. Jika beranggapan kritik terasa menyakitkan, maka hal itu akan
ditanggapi secara negatif. Namun, jika kritikan dilihat dari sisi membangun
bukan tidak mungkin bisa memacu semangat untuk memperbaiki diri. Aura positif
inilah yang saya rasakan karena sangat memberi manfaat, yaitu:
1.
Interaksi
Sebagai narablog, saya senang para pembaca
yang mampir dan membaca tulisan mau meninggalkan jejaknya. Meski pun hanya satu
kata, tetapi ada interaksi yang terjalin antara saya dan pembaca. Hubungan timbal
balik ini dapat memberi pengaruh dalam hal berkomunikasi dan bersosialisasi. Bukan
tidak mungkin dari sekadar berbalas komentar akan terjalin pertemanan dan
persaudaraan baru. Tentunya ini akan sangat menyenangkan. Tetapi, saya tetap menghargai para pembaca yang tidak meninggalkan jejak. Untuk kalian semua, terima kasih sudah mau mampir.
2.
Intropeksi
Apapun komentar yang diberikan pembaca akan
memberi dampak pada penulis atau narablog. Kata-kata pujian berkaitan dengan
unggahan tulisan dapat membuat saya atau narablog lainnya tersenyum bahagia. Semangat
menulis pun semakin membara. Menjadi lebih bersemangat mencari bahan tulisan,
melakukan riset, menyiapkan foto, dan menuliskannya. Tetapi, saya tetap harus
mawas diri. Jangan sampai besar kepala dan lupa diri. Apalagi jika komentar
yang diberikan berupa kritikan, sudah pasti membuat saya harus berusaha lebih
keras memperbaiki diri agar bisa memberikan tulisan yang baik dan bermanfaat
untuk banyak orang.
3.
Perbaikan
Berkaitan dengan intropeksi diri, perbaikan
menjadi langkah selanjutnya yang saya lakukan. Caranya bisa dengan bertanya pada
orang yang memiliki kredibilitas dibidangnya alias mastah. Cara lain dengan mengikuti kelas
menulis atau kelas fotografi. Tujuannya tidak lain adalah agar tulisan yang
dibuat menjadi lebih baik.
4.
Data dan faktor pendukung lainnya
Tidak bisa dipungkiri, untuk menghasilkan
sebuah tulisan yang baik diperlukan data yang valid. Sumbernya bisa berasal
dari wawancara, internet, majalah, buku, atau jurnal. Semakin banyak membaca,
tulisan yang dibuat akan semakin kaya. Demikian juga dengan faktor pendukung
sebuah artikel perlu dipersiapkan dengan baik. Pilihlah foto-foto yang jelas
dan memiliki resolusi yang cukup serta ukuran yang tepat, tidak terlalu kecil
atau besar. Grafik atau video yang dibuat untuk menguatkan tulisan akan sangat
membantu pembaca memperoleh informasi dengan jelas. Jangan lupa mencantumkan
sumber foto atau video jika berasal dari orang lain.
Sebagai manusia dan juga narablog, saya tentu tak luput dari
kesalahan. Terus terang, saat mendapat kritikan saya justru merasa inilah saat
yang paling membahagiakan. Saya bangga karena berarti pembaca tuntas membaca
tulisan tersebut. Tidak hanya membaca sambil lalu, atau malah hanya membaca judul
atau bagian akhir saja.
Dengan membaca seluruh isi artikel, memungkinkan pembaca memerhatikan kekurangan yang ada sehingga bisa
membuat saya memperbaiki diri. Oleh karena itu tahun ini saya memiliki keinginan untuk menjadi
narablog sesungguhnya. Benar-benar menggarap sawah yang saya miliki sejak tahun
lalu dengan baik. Menanaminya dengan bibit unggulan dan merawatnya dengan
sepenuh hati. Saya yakin, sawah ini akan memberi kebahagiaan untuk saya dan
pembaca lainnya.
Komentar
Iya bener kak, kadang kita perlu masukan2 spt itu yah heheh semangatttt :)
BalasHapushalo mas Joe, terima kasih sudah mampir. tetap semangat dong walau ada masukan dari teman-teman. berarti kita saling mengingatkan.
Hapus