- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Bacem tahu dan tempe |
Tinggal jauh dari
kampung halaman, selalu menghadirkan kerinduan yang bisa mengharubirukan
perasaan. Mungkin inilah yang dirasakan miswa setelah tidak bisa menikmati
malam tahun baru bersama keluarga di tanah seberang. “Enak nih makan bacem,” ujarnya
ketika meminta dibuatkan bacem.
Wow, tumben pikir saya.
Tapi saya paham bahwa rindu tengah melanda hatinya. Langsung deh diam-diam ke
dapur buat melihat persediaan bumbu dapur. Tahun baru tidak berarti stok bumbu
dapur lengkap tersedia hahahaha. Justru sangat seadanya. Untung bumbu utama
alias bawang merah dan bawang putih masih ada. Begitu juga dengan ketumbar dan
lada butiran. Eh, ternyata stok ketumbar saya lumayan banyak, padahal tidak
ikutan minum air rebusan ketumbar yang lagi digemari. Gula merah pun masih ada,
walau tidak banyak. Kalau kecap manis, aman terkendali.
Meski semua bumbu siap
digunakan, saya masih menyimpan keraguan tentang bahan lainnya yang justru
bahan utama si bacem. Tahu dan tempe ini apakah sudah dijual kembali di pasar.
Maklum libur tahun baru dan libur sekolah masih terasa sekali. Kegiatan jual
beli di pasar pun belum seramai biasanya. Jadi, saya minta miswa untuk
bersabar. Sabar ya, sabar. Pasti dibuatkan.
Dengan penuh keraguan,
pagi itu saya bergegas menuju pasar dadakan dekat sebuah perumahan. Wah,
lumayan ramai juga karena muncul beberapa lapak penjual baru. Buru-buru
menghampiri tukang sayur segala ada, dan tahu tidak nampak sedikit pun di atas
singgasananya. Lemes deh. Tapi, jangan patah semangat dulu. Demi bacem mari
kita berburu ke tukang sayur lainnya.
Pencarian dimulai.
Setelah menghampiri beberapa tukang sayur, akhirnya saya mendapatkan juga apa
yang dicari. Tahu dan tempe teronggok manis di ujung lapak penjaja sayur dekat
sebuah mini market. Gembira. Akhirnya bisa bikin bacem juga. Sekalian deh sama
belanja yang lain. Plus meminta air kelapa pada tukang sayur. Air kelapa ini
nanti dipakai buat bacem. Rasa bacemnya jadi aduhai gitu. Lebih enak dibanding
bacem tanpa air kelapa. Setelah semua yang diperlukan masuk ke tas belanja, baru
kembali ke rumah dengan senyum bahagia. Eeaaa.
Sampai rumah langsung
eksekusi. Bawang merah dan bawang putih dikupasi. Blender dikeluarkan. Harusnya
sih pakai ulekan, apa daya kondisi badan belum memungkinkan. Akhirnya bawang
merah, bawang putih, dan ketumbar dihaluskan dengan mesin. Daun salam, serai,
dan lengkuas sudah bersih dan siap disatukan dalam wajan. Tempe pun
dipotong-potong cukup tebal. Sementara tahu cukuplah dibasuh dengan air
mengalir.
Untuk mematangkan
bumbunya. Saya sengaja merebus bumbu halus dengan sedikit air. Ketika airnya
mendidih kecil, gula merah, air kelapa, dan kecap manis pun ditambahkan. Plus
daun salam dan lengkuas. Setelah gula merah larut, barulah tempe dan tahu
dimasukkan lalu semua direndam dalam kehangatan. Sengaja apinya diatur kecil
agar bumbu meresap sepenuhnya.
Waktu pun berlalu.
Warna tempe dan tahu tidak lagi putih. Seluruh permukaannya berwarna cokelat
dan air sudah menyusut. Sebelum air menghilang sepenuhnya, api sudah saya
matikan. Ganti wajannya dan isi dengan minyak goreng dalam jumlah banyak.
Barulah satu persatu tempe dan tahu bacem digoreng. Ah, miswa terlihat
sumringah ketika hidangan matang. Beberapa langsung disantap dengan cabai
rawit. Sisanya baru dinikmati bersama nasi hangat. Kerinduan pun sedikit
mereda.
Tempe untuk membuat bacem |
Puas melihat senyum
bahagia, timbul pertanyaan dalam hati mengapa bacem begitu ngangeni. Rupanya sajian ini identik dengan pulau Jawa. Tepatnya
Jawa Tengah dan Yogyakarta bagian timur. Warga di daerah ini cenderung menyukai
bacem dengan citarasa manis. Rasa manisnya hadir karena penggunaan gula merah.
Dari informasi yang
saya dapat, bacem diperkirakan dibuat pada abad ke-19 ketika pemerintah
kolonial berkuasa di bumi Indonesia. Kala itu masyarakat dipaksa untuk menanam
tebu. Perkebunan tebu pun marak dimana-mana. Seiring bertambahnya lahan tebu,
pabrik-pabrik gula didirikan. Di tempat inilah batang-batang tebu diolah
menjadi gula. Demikian banyaknya sehingga gula menjadi mudah didapat dengan
harga murah.
Hebatnya, masyarakat
seperti melihat peluang ditengah terpaan cobaan. Gula yang melimpah digunakan
untuk mengolah makanan. Untuk menambah citarasanya dimasukkanlah ketumbar
sebagai bumbu. Ketika itu ketumbar banyak tumbuh di daerah Pantai Utara Jawa.
Harganya pun terjangkau sehingga banyak digunakan sebagai rempah untuk memasak.
Cara memasak ini alias membacem efektif untuk mengawetkan makanan hingga jangka
waktu tertentu. Ya, gula adalah salah satu bahan pengawet makanan selain garam.
Lahirkah berbagai macam
menu dengan cara dibacem. Tidak cuma tahu dan tempe saja, telur dan jeroan
hewan pun dimasak dengan cara ini. Bahkan, daging sapi pun dapat dimasak dengan
cara dibacem, rupa dan rasanya menyerupai empal manis. Di Sleman Yogyakarta
bahkan ada penjaja makanan yang tersohor dengan bacem kepala kambingnya.
Demikian luasnya jenis
masakan yang dimasak dengan cara dibacem, rupanya tidak lepas dari arti kata
bacem itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), ba-cem memiliki
arti; 1. Merendam (tahu, tempe, dan bahan makanan lainnya) dengan bumbu dan
merebusnya dalam tempat yang tertutup sampai airnya habis. 2. Membuat baceman.
Dari arti kata baceman
itu sudah jelas dong jika memasak dengan cara bacem sangat mungkin dilakukan
dengan bahan apa pun. Mungkin juga diaplikasikan pada ikan, tapi harus ikan
yang dagingnya tebal dan tidak mudah hancur. Setelah itu daging ikannya
dibakar, jadi mirip satai kali ya.
Ah, sebelum melamun dan
melantur lebih jauh, saya tuliskan saja dulu resep bacemnya. Untuk bahan
utamanya bisa apa saja ya, sesuai keinginan.
Bumbu untuk bacem |
Bacem
Bahan:
6 butir bawang merah
4 siung bawang putih
1 sdt ketumbar (bisa
disangrai atau tidak)
1 sdt garam
2 lembar daun salam,
cuci bersih
Lengkuas, dicuci bersih
dan diiris.
50 gram gula merah,
diiris
2 sdm kecap manis
1 sdm garam
Air kelapa (jika tidak
ada bisa diganti air biasa)
Minyak untuk menggoreng
Cara membuat:
1.
Haluskan bawang merah, bawang putih, dan
ketumbar.
2.
Siapkan wajan atau panci. Beri sedikit
air. Masukkan bumbu halus. Tambahkan daun salam dan lengkuas. Aduk rata.
Biarkan mendidih.
3.
Tambahkan irisan gula merah dan kecap
manis. Aduk. Pastikan gula merah sudah larut.
4.
Tambahkan air kelapa. Aduk rata. Bubuhi
garam.
5.
Masukkan tahu dan tempe. Rebus hingga
air menyusut. Tutup wajannya. Masak dengan api kecil.
6.
Ketika air tinggal setengah balik tahu
dan tempe agar bumbu merata. Rebus kembali sampai air menyusut. Periksa
sesekali agar bacem tidak gosong. Setelah matang, matikan apinya. Sisihkan.
7.
Siapkan wajan lalu isi minyak goreng.
Setelah minyak panas, goreng tahu dan tempe bacem bergantian hingga matang.
Bacem siap dihidangkan.
Tip:
1.
Untuk menambah rasa dapat ditambahkan
air asam jawa ke dalam bumbu bacem.
2.
Ada kalanya bacem terasa tidak gurih dan
bau langu. Disebabkan oleh kualitas tempe yang kurang baik. Untuk mengatasinya
pilihlah tempe berkualitas baik.
3.
Jenis tahu yang digunakan adalah tahu
putih. Pilih tahu dengan tekstur padat supaya tidak mudah hancur.
4.
Bacem bisa langsung dimakan tanpa
digoreng terlebih dahulu.
5.
Bacem juga bisa dimatangkan dengan cara
dibakar.
Baca juga :
Komentar
Perut jd keroncongan liat foto bacemnyaa mbak wkwkw makasiih udah dibagi resep jugaa, mau bikin ah kapan" buat mengurangi kerinduan kampung halaman hehehe salam kenal juga ya mbak 😁
BalasHapushahahaha iya kah? monggo dicoba resepnya supaya rasa kangennya hilang. salam kenal kembali
Hapus