- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Siapa sih yang nggak suka melihat bunga bermekaran? Warna dan bentuknya jadi pemikat yang bikin banyak orang terpesona. Satu tangkai bunga mekar saja sudah bikin senyum merekah. Apalagi kalau bunganya didapat dari pujaan hati. Wow, bisa nggal tidur memandangi bunganya.
Oh ya belakangan beberapa daerah sempat viral gara-gara perkebunan bunganya yang indah banget. Seperti kebun bunga matahari dan yang paling anyar ya mekarnya bunga-bunga di kota Surabaya. Seketika kota pahlawan itu berubah sejenak menyerupai negeri matahari terbit.
Saya memang tidak ke Surabaya, tapi ikut senang dan gembira melihat postingan teman-teman. Ah, andai bisa melihat langsung (berkhayal).
Rupanya kegalauan saya dimengerti sama bunga-bunga yang saya pelihara. Si melati kerap menebarkan keindahan dan harumnya. Begitu dengan bunga wijaya kusuma (yang kecil) yang nggak mau kalah sama melati, berebut berbunga. Terima kasih bunga-bungaku sayang.
Tetapi, yang bikin saya senang adalah anggrek-anggrek saya mulai menunjukkan tanda-tanda akan berkembang, terutama si anggrek bulan. Sebenarnya melihat ada akar yang tumbuh dan memanjang saja sudah bikin gimana gitu. Apalagi ada tunas bunga yang keluar, senangnya dobel.
Selain anggrek bulan, ada juga anggrek hibrida yang sudah mengeluarkan knop (alias bakal bunga). Warnanya ungu. Perihal keluarnya si knop sungguh diluar perkiraan sebab baru sebulan dipisah dari induknya.
Hmm, saya juga punya pendatang baru, beberapa anggrek hutan
Salah satunya anggrek hitam
Saat ini kondisinya masih adaptasi sejak saya pindah dari pot ke batang kayu. Gara-garanya, si anggrek hitam terserang keong kecil. Jadilah dibongkar habis. Ganti rumah deh. Awal-awal masa pindah, hampir seluruh daunnya kuning dan rontok. Aduh mau nanggis rasanya.
Ada godaan buat mengembalikan ke potnya lagi. Tapi coba bertahan
Dalam hati sih sempat terucap dengan nada nggak rela kalau memang nggak cocok sama saya ya silahkan pergi. Saya akan menguatkan hati untuk melepas kepergianmu.
Sebulan lebih belum ada perubahan. Namun rupanya kesabaran saya pelan-pelan membuahkan perubahan. Beberapa daun bertahan alias nggak rontok
Warna daunnya nggak kuning banget. Bakal daunnya (ujung daun dekat akar itu lho) mulai berwarna hijau. Warna hijaunya makin gelap. Agak bernapas lega. Perasaan si anggrek sudah melewati masa kritisnya.
Beberapa tetangga, sempat berkata kenapa saya memilih memelihara bunga yang susah dipelihara (maksudnya si anggrek). Haduh, sungguh saya nggak tahu kenapa, yang pasti saya suka dan suka sama anggrek. Menurut saya mengurus dan merawatnya juga nggak repot banget. Kok bisa? Nah ini dia contekannya.
1. Ketika membeli bunga anggrek, tanyakan penjualnya soal kebiasaan di perkebunan. Berapa kali bunga disiram dan kapan waktunya. Lalu pupuk apa yang diberikan. Soal penyiraman termasuk penting sebab anggrek itu sangat terkontrol. Selalu mengikuti alur yang sudah ditetapkan. Jadi kalau biasa disiram sore hari, ya lakukan penyiraman pada sore hari. Kalau mau dirubah, lakukan pelan-pelan dan bertahap.
2. Penyiraman dengan air beras rutin saya lakukan. Ketimbang air sisa mencuci beras dibuang begitu saja padahal kaya nutrisi mending buat tanaman. Si air beras ini merupakan pupuk untuk bunga anggrek.
3. Taruh atau letakkan bunga anggrek sesuai habitatnya. Nggak semua anggrek mesti berada diketeduhan, ada jenis anggrek yang senang matahari. Nah untuk anggrek yang tidak terlalu suka panas, bisa diletakkan di bawah pohon atau dibuatkan rumah khusus. Rumah anggrek saya hanya berbentuk segi empat dari kayu. Lalu separuh atasnya ditutupi asbes sisa. Nah disebelahnya saya tanam pohon apel india yang akhirnya meneduhi sisa rumah anggrek yang nggak kebagian asbes.
4. Ada satu kebiasaan yang mungkin aneh untuk orang lain, apa ya? Saya suka ngajak ngomong tanaman. Nggak tau hubungannya darimana tapi kok kayaknya mereka senang disapa.
5. Untuk media tanamnya saya memakai sabut kelapa. Jadi saya sempat rajin nyari kelapa bekas di tukang kelapa muda hahaha. Sabutnya sengaja dicabik-cabik (wew seyem) supaya jadi serabut gitu. Baru deh dipakai membungkus akar anggrek. Sebenarnya bisa juga pakai media tanam lain yang bisa diperoleh di tukang tanaman, tapi itulah yang saya lakukan. Sederhana dan murah. Intinya selalu berikan kasih sayang pada tanaman peliharaan.
Calon tunas bunga anggrek bulan |
Oh ya belakangan beberapa daerah sempat viral gara-gara perkebunan bunganya yang indah banget. Seperti kebun bunga matahari dan yang paling anyar ya mekarnya bunga-bunga di kota Surabaya. Seketika kota pahlawan itu berubah sejenak menyerupai negeri matahari terbit.
Saya memang tidak ke Surabaya, tapi ikut senang dan gembira melihat postingan teman-teman. Ah, andai bisa melihat langsung (berkhayal).
Calon tunas bunga anggrek bulan |
Rupanya kegalauan saya dimengerti sama bunga-bunga yang saya pelihara. Si melati kerap menebarkan keindahan dan harumnya. Begitu dengan bunga wijaya kusuma (yang kecil) yang nggak mau kalah sama melati, berebut berbunga. Terima kasih bunga-bungaku sayang.
Tetapi, yang bikin saya senang adalah anggrek-anggrek saya mulai menunjukkan tanda-tanda akan berkembang, terutama si anggrek bulan. Sebenarnya melihat ada akar yang tumbuh dan memanjang saja sudah bikin gimana gitu. Apalagi ada tunas bunga yang keluar, senangnya dobel.
Anggrek hitam |
Selain anggrek bulan, ada juga anggrek hibrida yang sudah mengeluarkan knop (alias bakal bunga). Warnanya ungu. Perihal keluarnya si knop sungguh diluar perkiraan sebab baru sebulan dipisah dari induknya.
Hmm, saya juga punya pendatang baru, beberapa anggrek hutan
Salah satunya anggrek hitam
Saat ini kondisinya masih adaptasi sejak saya pindah dari pot ke batang kayu. Gara-garanya, si anggrek hitam terserang keong kecil. Jadilah dibongkar habis. Ganti rumah deh. Awal-awal masa pindah, hampir seluruh daunnya kuning dan rontok. Aduh mau nanggis rasanya.
Ada godaan buat mengembalikan ke potnya lagi. Tapi coba bertahan
Dalam hati sih sempat terucap dengan nada nggak rela kalau memang nggak cocok sama saya ya silahkan pergi. Saya akan menguatkan hati untuk melepas kepergianmu.
Anggrek hutan |
Sebulan lebih belum ada perubahan. Namun rupanya kesabaran saya pelan-pelan membuahkan perubahan. Beberapa daun bertahan alias nggak rontok
Warna daunnya nggak kuning banget. Bakal daunnya (ujung daun dekat akar itu lho) mulai berwarna hijau. Warna hijaunya makin gelap. Agak bernapas lega. Perasaan si anggrek sudah melewati masa kritisnya.
Beberapa tetangga, sempat berkata kenapa saya memilih memelihara bunga yang susah dipelihara (maksudnya si anggrek). Haduh, sungguh saya nggak tahu kenapa, yang pasti saya suka dan suka sama anggrek. Menurut saya mengurus dan merawatnya juga nggak repot banget. Kok bisa? Nah ini dia contekannya.
1. Ketika membeli bunga anggrek, tanyakan penjualnya soal kebiasaan di perkebunan. Berapa kali bunga disiram dan kapan waktunya. Lalu pupuk apa yang diberikan. Soal penyiraman termasuk penting sebab anggrek itu sangat terkontrol. Selalu mengikuti alur yang sudah ditetapkan. Jadi kalau biasa disiram sore hari, ya lakukan penyiraman pada sore hari. Kalau mau dirubah, lakukan pelan-pelan dan bertahap.
2. Penyiraman dengan air beras rutin saya lakukan. Ketimbang air sisa mencuci beras dibuang begitu saja padahal kaya nutrisi mending buat tanaman. Si air beras ini merupakan pupuk untuk bunga anggrek.
3. Taruh atau letakkan bunga anggrek sesuai habitatnya. Nggak semua anggrek mesti berada diketeduhan, ada jenis anggrek yang senang matahari. Nah untuk anggrek yang tidak terlalu suka panas, bisa diletakkan di bawah pohon atau dibuatkan rumah khusus. Rumah anggrek saya hanya berbentuk segi empat dari kayu. Lalu separuh atasnya ditutupi asbes sisa. Nah disebelahnya saya tanam pohon apel india yang akhirnya meneduhi sisa rumah anggrek yang nggak kebagian asbes.
4. Ada satu kebiasaan yang mungkin aneh untuk orang lain, apa ya? Saya suka ngajak ngomong tanaman. Nggak tau hubungannya darimana tapi kok kayaknya mereka senang disapa.
5. Untuk media tanamnya saya memakai sabut kelapa. Jadi saya sempat rajin nyari kelapa bekas di tukang kelapa muda hahaha. Sabutnya sengaja dicabik-cabik (wew seyem) supaya jadi serabut gitu. Baru deh dipakai membungkus akar anggrek. Sebenarnya bisa juga pakai media tanam lain yang bisa diperoleh di tukang tanaman, tapi itulah yang saya lakukan. Sederhana dan murah. Intinya selalu berikan kasih sayang pada tanaman peliharaan.
- Dapatkan link
- X
- Aplikasi Lainnya
Komentar
Terima kasih kiatnya, saya jadi ingat punya satu pohon anggrek hadiah dari teman bloger :0. Subur namun perlu perawatan.
BalasHapusayo mbak dirawat lagi, sayang kalau merana (saya nggak tega melihat anggrek merana).
HapusWah, saya juga suka menanam bunga Mbak, tapi tidak pernah berhasil dengan anggrek, huhu. Sekarang saya sedang fokus merawat bunga mawar sih, nanti kapan-kapan nyoba anggrek lagi deh, mungkin dengan mengikuti kiat-kita di blog ini akhirnya saya bisa berhasil merawat anggek. Aamin.
BalasHapusanggrek memang lucu, kadang diperhatikan malah kayak nggak berkembang. dibiarkan begitu saja, subur makmur dan sentosa. begitulah tantangannya mbak. jadi ayo pelihara anggrek lagi hehehehe.
HapusSuka ajak ngomong tumbuhan, kok aku jadi ingat drama korea yg mama fairy ya kalau dia suka aja ngomong tumbuhan karena memang tumbuhannya bisa ngomong sama dia dan aku rasa mungkin mereka juga ngerti kali ya yg kita omongin. Hihi kayak di drama itu.
BalasHapushihihi, kayaknya drakor itu niru saya deh hahahahaha. pede abis.
HapusMbakkk aku dulu pernah punya. Bawa dari jawa. Terus aku gagal merawatnya karena dia mati. Terus aku kapok deh melihara anggrek.hiks..
BalasHapusGimana ya biar bisa suka lagi sama anggrek
mbak beli anggrek silangan aja alias hibrida dulu. beli yang sedang berkembang. lihatin nanti jatuh cinta lagi deh sama anggrek.
HapusLagi demam anggrek keknya ya mbaa... Bapak dirumah lagi sibuk sama cemacem jenis anggrek. Nanamnya di arang
BalasHapusmungkin mbak, kalau saya sudah cukup lama memelihara anggrek. nggak tau tiba-tiba jatuh cinta sama dia.
HapusMbak itu air sisa cuci beras nya bs utk tanaman lain jg gak?
BalasHapusbisa mbak, air beras itu fungsinya seperti pupuk. jadi bisa untuk semua tanaman.
Hapus