Kikil, si kenyal yang menggoda



Suatu hari saya pergi ke pasar. Kegiatan yang rutin dilakukan seminggu sekali untuk memenuhi stok bahan makanan di kulkas. Sebenarnya ada tukang sayur keliling di komplek, tapi entah kenapa, tukang sayurnya kayak malas lewat di depan rumah. Mungkin karena jarang yang manggil dan letak rumah kami ada di pojokan. Jadilah kawasan ini seperti area terlarang buat tukang sayur. Tapi tidak pada tukang bakso, tukang kue putu, dan tukang jamu.

Karena pasarnya dekat rumah dan tidak terlalu besar, saya bisa dengan mudah mencari semua bahan yang dibutuhkan. Sayur, tempe, ikan, dan ayam sudah masuk dalam keranjang. Selanjutnya pulang. Tapi.. tunggu dulu. Ada tukang penjual kikil yang menggelar dagangannya menyelip di antara para pedangang. Mungkin karena dia bukan anggota tetap jadi lokasinya seperti nyempil.

Dengan semangat saya beli kikilnya. Biar ada menu baru juga sih. Kikilnya juga sudah bersih dan dipotong-potong, jadi perjuangan untuk mengiris sudah diselesaikan di tempat. Sampai rumah, setelah semua sayuran masuk ke tempatnya, ikan dan ayam sudah bersih serta siap disimpan, saya pun mendedikasikan waktu untuk si kikil.

Ya, si kenyal ini butuh perhatian khusus supaya tampilannya makin keren dan nggak bau. Yup, meski sudah putih, kadang baunya masih mampu menghilangkan selera makan. Oleh karena itu saya pun mulai melakukan ritual penghilang bau.

Caranya :
1. Kikil yang sudah kelihatan putih itu dibersihkan ulang. Kikis sisa bulu atau warna hitam bekas pembakaran yang masih menempel. Setelah itu cuci bersih di bawah air mengalir.
2. Siapkan panci berisi air. Rebus kikil selama 20 menit. Kedalamnya saya tambahkan daun salam, serai, jahe, dan lengkuas. Tujuannya supaya bau tidak sedapnya hilang. Kalau kikilnya masih keras, proses perebusan bisa ditambah. Jangan lupa tambahkan air ya.
3. Setelah kikil empuk, angkat dan rendam dalam air dingin.
4. Jika kikil tidak ingin langsung diolah, tiriskan kikil lalu simpan di wadah kedap udara. Simpan dalam lemari pendingin.

Karena saya ingin mengolah langsung, maka sambil menunggu kikil empuk saya sudah menyiapkan berbagai bumbu yang diperlukan, yaitu bawang merah, bawang putih, cabai, jahe, daun salam, serai, garam, gula, lada, dan saus tiram. Tumis semua bumbu lalu masukkan kikilnya, beri garam, gula, lada, dan saus tiram. Aduk rata lalu jadilah tumis kikil ala saya.

Kerja keras saya berbuah menyenangkan, sebab seluruh anggota keluarga menyukainya. Misi saya menambah jenis lauk berhasil. Senangnya lagi, kikil ternyata memberi manfaat lain berupa:
1. Mempertahankan kekuatan dan elastisitas kulit berkat kandungan kolagennya. Kolagen dalam kikil sapi bersama dengan keratin dan elastin berfungsi untuk membentuk struktur pada kulit. Jelas sangat bermanfaat untuk menjaga kekuatan dan kelenturan kulit.
2. Kikil sapi juga mengandung selenium, yaitu sejenis mineral penting untuk membantu mengaktifkan enzim antioksidan dalam tubuh. Enzim yang disebut glutathione peroksidase ini mampu melindungi tubuh dari penyakit berbahaya.Kandungan selenium yang tinggi dapat berfungsi sebagai antioksidan alami yang berguna mencegah resiko berbagai penyakit degeneratif.
3. Protein hewani dan kalsium yang ada di kikil sapi dapat membantu pertumbuhan sel-sel dalam tubuh. Menjaga agar tulang tetap kuat dan mencegah terjadinya tulang keropos.

Keuntungan yang ditawarkan oleh kikil tetap harus diwaspadai, sebab kikil juga mengandung kolesterol dan zat purin yang cukup tinggi.



Komentar