Ngebioskop ah

Tanpa ada rencana alias dadakan langsung pergi ke bioskop. Letaknya dekat saja, lima menit dari sekolah si kecil. Ini pertama kalinya kami nonton di bioskop yang baru dibuka maret lalu. Jadi bisa dibilang wahana rekreasi baru di kota Banjarbaru.

20180619_113501.jpg

Sesampainya di bioskop yang ada di q mall, antrean terlihat memanjang. Wah, harus siap berdirilah. Nggak apa-apa deh kan tempatnya adem.

Calon penonton sepertinya didominasi remaja. Bisa jadi mereka ingin menikmati uang lebaran yang didapat bersama teman-temannya. Sekalian menghabiskan libur lebaran yang masih lama.

Seru juga melihat gaya mereka, sepertinya menggenakan pakaian terbaik mereka, lengkap dengan sepatu dan tas kecil, untuk yang perempuan. Kalau anak laki-lakinya beberapa menggenakan jaket. Sambil berceloteh, tangan mereka tak henti memainkan telepon gengam. Selfi, sudah wajib hukumnya hehehehe.

Selama mengantre saya berpikir kenapa kok jalurnya sampai mengular begini? Apa loketnya hanya satu? Maklum kalau nonton di kota saya besar, sangat jarang antrean begitu mengular kecuali filmnya booming sekali. Sambil mencari jawaban, ikuti saja dulu permainan ular naga panjangnya ini.

 

Penasaran juga dengan film yang akan ditayangkan di bioskop ini. Cek dan ricek sepertinya belum ada film yang ngehits banget. Ok, pasang kuping aja, curi dengar obrolan remaja di belakang saya. Kayaknya mereka mau nonton film horor deh.

20180619_114606

Makin ke depan, jenis film yang mau diputar makin ketahuan. Dari poster yang dipampang terjawab pertanyaan saya, benar ada beberapa film horor yang akan dimainkan. Sebuah film komedi dan satu film animasi untuk anak. Animasi inilah yang akan saya tonton bersama si kecil.

Maju lagi ke depan, tanda tanya berikut terjawab lagi. Loketnya ada dua, tetapi yang satu untuk mereka yang sudah memesan secara daring. Bisa juga sih dimanfaatkan oleh pembeli tiket biasa, dengan catatan tidak ada pembeli tiket daring ya.

20180619_120500.jpg

Okelah, urusan tiket seharga Rp 40.000 untuk hari biasa selesai. Keliling mall dulu melemaskan kaki sembari menunggu. Mendekati waktu pemutaran film, kami sudah kembali ke bioskop. Antrean sudah sangat memendek.

Sebelum menuju ke studio 4, kami harus menyerahkan tiket serta bukti pembayaran pada seorang pria yang berdiri didepan. Dia lantas mengarahkan kami menuju studio 4. Ini perbedaan pertama yang saya temui. Kalau di bioskop sana, kami akan langsung menuju studio baru menyerahkan tiket pada petugas.

 

Perbedaan berikut mulai saya rasakan. Saya seperti kehilangan sesuatu yang khas bioskop, suara panggilan untuk para penonton. Benar saja, di bioskop ini panggilan itu tidak ada. Para penonton tahu studio sudah siap setelah pintu dibuka seorang petugas yang lalu tak dijumpai lagi.

20180619_122418

Tak ada petugas yang mengarahkan. Penonton harus pintar mencari tempat duduknya sendiri. Tak ada juga petugas yang berkeliling menawarkan makanan dan minuman sebelum film diputar. Kalau mau, ya keluar studio dan beli disamping loket tiket.

Entah karena gedung bioskopnya kecil atau apa, pintu masuk dan keluarnya hanya satu. Ini patut diingat lho, jaga-jaga jika ada hal yang tidak diinginkan.

Beruntung pertunjukkan berjalan lancar. Meski sempat diwarnai tangisan bayi, saya dan si kecil bisa menikmati pertunjukkan. Acara hari ini pun selesai. Saatnya kembali ke rumah dan menikmati makan siang yang tertunda.

Komentar