Kalau akhir pekan atau libur tiba, jalan-jalan sudah pasti masuk agenda biar pun tempatnya tidak jauh. Sangat-sangat jarang sekali perjalanan dilakukan dengan motor. Saya lebih memilih naik kendaraan umum. Banyak angkot yang berseliweran siap mengantar kemana yang mau dituju. Memang perlu naik turun kan tidak ada angkot yang langsung ketujuan. Kecuali kita carter angkot hehehe.
Naik angkot itu sebenarnya menyenangkan, asal kita waspada. Tinggal duduk manis, ngobrol sana-sini, ketawa-tawa juga boleh asal jangan terlalu keras ya. Nah duduk manis itu yang kami lakukan, saya, si sulung, dan si bungsu waktu berjalan-jalan ke kawasan Margonda. Tidak ada percakapan ramai yang kami lakukan. Justru duduk diam sambil memperhatikan jalanan. Sebab di sebelah kami, yang duduk berseberangan, ada dua orang perempuan muda yang berbicara dengan suara lumayan keras.
Sepertinya mereka habis keliling pusat pertokoan, ada belanjaan yang dibawa mereka. Tapi wajah mereka sama sekali tidak gembira. Justru sedih dan kecewa plus agak takut. Saya tidak berniat mendengarkan pembicaraannya tetapi karena kencang, saya rasa yang lain juga mendengarnya.
Rupanya mereka berdua bekerja disebuah pabrik konveksi dan menghabiskan waktu dengan berbelanja. Celakanya mereka terjebak oleh bujukan para penjaja barang yang berhasil membuat mereka berbelanja hingga beberapa juta rupiah, hasil tabungan mereka bekerja, entah berapa lama. Sepertinya proses belanja itu diawali oleh tawaran hadiah yang bisa diperoleh oleh mereka. Siapa yang tidak tertarik sama hadiah? apalagi nilainya lumayan besar.
Berhasil satu, mereka terus dibujuk untuk membuka amplop lainnya dan mendapat hadiah lainnya. Hingga entah bagaimana mereka harus membayar untuk pembelian beberapa barang. Ketakutan, tentu saja, sebab mereka tentu tidak hidup dengan mudah. Harus pula membiayai keluarga di daerah. Belum lagi biaya makan dan lainnya. Pantas kalau sepanjang perjalanan tak henti-hentinya mereka membicarakan hal itu. Bagaimana mereka bisa terbujuk dengan rayuan hingga seluruh tabungan habis terkuras.
Sepertinya kami semua menyimak kisah mereka, yang tanpa mereka sadari telah terdengar, mencoba mengambil hikmah agar terhindar dari hal serupa.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.