Bel sekolah berbunyi nyaring. Ani langsung berlari pulang, meninggalkan teman-temannya yang masih berjalan santai di koridor sekolah. Ia melewati Rani dan Tesa begitu saja yang sudah menunggu di depan pintu kelas.
"Ani, kenapa ya?" tanya Rani heran.
"Mungkin dia mau pergi," jawab Tesa sekenanya.
"Ah, kamu sa," sungut Rani.
Keduanya lantas berjalan bersama menuju mobil jemputan yang sudah menunggu di depan. Biasanya Rani, Tesa, dan Ani berjalan bersama menuju gerbang sekolah. Mereka baru berpencar karena Rani dan Tesa pulang dengan mobil jemputan, sementara Ani berjalan kaki karena rumahnya memang tidak terlalu jauh dari sekolah.
Karena jalannya yang cepat, dalam sepuluh menit Ani sudah sampai di rumah. Wajahnya merah karena panas matahari. Nafasnya masih memburu ketika ia membuka pintu rumah.
"Assalumualaikum!,"
"Waalaikum salam. Ani kamu kenapa? tanya ibu heran melihat Ani. "Coba, duduk dulu. Atur nafasnya ya, pelan-pelan."
Ani lantas duduk di sofa di samping ibu. Di cobanya mengatur nafasnya pelan-pelan. Setelah tenang, barulah Ani bisa bercerita.
"Ibu, uang Ani hilang," katanya dengan nada sedih.
"Kamu yakin? tadi disimpan dimana? siapa tahu uangnya jatuh waktu kamu main," ucap ibu sambil membelai rambut ani.
Ani hampir menanggis waktu mengatakannya hal itu. "Nggak kok bu, Ani ingat uangnya disimpan di dalam saku. Waktu mau istirahat uangnya masih ada. Tapi begitu sampai di kantin uangnya sudah tidak ada."
Ibu tersenyum lembut, "Ani tadi mau beli apa di kantin? kan kamu bawa bekal?."
"Iya bu, Ani mau beli mainan kartu untuk Beti. Ani sudah janji."
"Oh, itu sebabnya kamu sedih ya?" sahut ibu.
Ani mengangguk sedih, "kan, janji harus ditepati bu, tapi Ani nggak bisa menepati janji. Uangnya hilang. Beti pasti marah sama Ani."
"Ibu yakin Beti tidak marah asalkan kamu bercerita jujur pada Beti. Ani terus terang saja kalau uangnya hilang. Pasti Beti nggak apa-apa," bujuk ibu seraya tersenyum.
"Benar bu?" tanya Ani ragu.
"Benar sayang." ibu meyakinkan sambil mengangguk. "Sore nanti kamu bilang sama Beti dan minta maaf nggak bisa membelikan kartunya, ya."
"Baik bu, sekarang Ani lega. Tadi ani takut sekali soalnya nggak bisa menepati janji," cetus Ani sambil memeluk ibu. "Sekarang ani ganti baju dan makan dulu ya bu, Ani lapar sekali. Tadi nggak sempat makan karena mencari uang yang hilang."
"Iya, kalau sudah kamu istirahat ya."
Ani kembali memeluk Ibu, ia senang karena ibu tidak marah dan membuatnya tenang kembali. ia berjanji dalam hati, sore nanti akan menemui Beti dan minta maaf karena tidak bisa menepati janji. Ani juga berjanji tidak ceroboh lagi saat menyimpan uang.
Komentar
Posting Komentar
Terima kasih sudah berkunjung ke blog saya. Mohon tidak membagikan tautan disini. Silahkan meninggalkan komentar yang baik dan sopan.